SUKABUMI, NewsTasikmalaya.com - Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, sejak Selasa (3/12/2024) hingga Rabu (4/12/2024) pagi mengakibatkan sejumlah bencana hidrometeorologi, seperti banjir, longsor, dan putusnya jalur utama.
Salah satu insiden besar adalah ambruknya jembatan di ruas jalan Loji-Puncak Darma, tepatnya di Km Bdg 161+784, sekitar pukul 05.00 WIB.
Kepala Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang (BMPR) Provinsi Jawa Barat, Bambang Tirtoyuliono, mengonfirmasi bahwa jembatan sepanjang 12 meter tersebut telah ditutup untuk perbaikan.
"Saat ini jalur ditutup sementara, dan perbaikan darurat sedang dilakukan," ujarnya.
Bencana ini menambah daftar panjang kejadian hidrometeorologi di Sukabumi. Dari November hingga 4 Desember 2024, tercatat 53 kejadian longsor, di mana 51 lokasi sudah ditangani dan lalu lintas kembali normal. Namun, dua kejadian terbaru di ruas jalan Simpang Loji-Puncak Darma menyebabkan jalan amblas hingga satu meter, memaksa pengalihan arus lalu lintas.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sukabumi, Deden Sumpena, mengungkapkan bahwa banjir melanda enam kecamatan, termasuk Ciemas, Palabuhanratu, Desa Tegallega, Kecamatan Cidolog, Gegerbitung, Desa Sirnamekar, Tegalbuleud, dan Pabuaran.
Sementara itu, longsor dilaporkan terjadi di tujuh kecamatan, antara lain:
- Desa Sangrawayang dan Desa Loji, Kecamatan Simpenan
- Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok
- Desa Babakan Panjang, Kecamatan Nagrak
- Desa Cibaregbeg, Kecamatan Sagaranten
- Kelurahan Palabuhanratu, Kecamatan Palabuhanratu
- Desa Hegarmamah, Kecamatan Warungkiara
- Desa Lengkong, Kecamatan Lengkong
Selain itu, pergerakan tanah terdeteksi di Desa Sukamaju, Kecamatan Cikembar, dan Desa Bantargadung, Kecamatan Bantargadung.
BPBD Kabupaten Sukabumi telah melakukan evakuasi di berbagai titik dan terus melakukan pendataan serta asesmen.
"Kami bergerak cepat untuk menangani dampak bencana ini, namun warga tetap diimbau waspada karena potensi cuaca ekstrem masih tinggi," ujar Deden.
Langkah sigap yang dilakukan oleh BPBD dan Dinas BMPR diharapkan dapat meminimalkan dampak bencana lebih lanjut serta mengembalikan aksesibilitas di wilayah terdampak.