CIREBON, NewsTasikmalaya.com - Ismail dan anak angkatnya Purnomo, napak tilas mengenang momen saat melihat motor Eky dan Vina kecelakaan di Fly Over Talun, Cirebon pada 27 Agustus 2016.
Keduanya menyelami kenangan tersebut bersama Dedi Mulyadi, dimulai dari Hotel Permata Hijau tempat Ismail dan Purnomo saat itu menginap.
Keduanya datang ke Cirebon bermaksud melamar perempuan bernama Yeni.
Meski tak detail, namun Ismail masih bisa menunjukkan di kamar mana ia menginap.
"Pokoknya antara di kamar ini, 115 atau 116. Saya ingat motor parkir di depan kamar,” kata dia, Selasa (13/8/2024).
Dedi sempat meminta tolong pada pihak hotel untuk mengecek pembukuan pada Agustus 2016 silam.
Namun sayangnya data yang terdokumentasikan hanya ada mulai tahun 2018.
Selanjutnya, Ismail dan Purnomo menuju rumah saudara mereka, Nining di Plumbon.
Tak lama mereka menuju Toko Majestyk membeli kue yang 2016 lalu diberikan kepada Yeni, calon tunangan Purnomo.
Setelah berkunjung ke toko kue, mereka pun menuju rumah Yeni.
Namun kedatangan Ismail dan Purnomo yang didampingi KDM mendapat penolakan dari adik Yeni bernama Eva.
Meski sudah diberikan penjelasan oleh Dedi Mulyadi, maksud kedatangannya untuk menguji kesaksian Ismail dan Purnomo dalam misi menyelamatkan 7 terpidana yang dihukum seumur hidup, Eva tetap tak mengizinkan mereka berada di sekitar rumahnya.
Tak berlama-lama, napak tilas pun menuju titik terakhir yakni Flyover Talun.
Di Lokasi Ismail dan Purnomo, sempat lupa di mana mereka melihat motor Eky dan Vina kecelakaan.
Namun, setelah beberapa saat mereka bisa menunjukkan dengan tepat lokasi kecelakaan.
Menurut Ismail saat itu motor Eky dan Vina datang dari arah berlawanan.
Mereka melihat motor tersebut sempat standing dan oleng sebelum akhirnya mengalami kecelakaan tunggal.
“Nah di sini motornya, Eky dan Vina,” ucap Ismail saat menunjukkan lokasi kecelakaan dekat salah satu tiang PJU Flyover Talun.
Dalam napak tilas tersebut, Dedi tak sedikit pun memberikan petunjuk pada Ismail maupun Purnomo. Hal itu sengaja ia lakukan untuk menguji apakah kesaksian keduanya benar atau tidak.
Setelah seharian napak tilas, Dedi menyimpulkan keduanya jujur walaupun sempat bingung dan lupa karena kejadian sudah 8 tahun silam.
"Saya hanya memastikan saja. Orang kalau bohong gak mungkin bisa sampai begini,” katanya.
Terkait insiden penolakan dari keluarga Yeni, Dedi pun tak mempermasalahkannya.
Sebab niatnya datang hanya untuk menguji kebenaran apakah Ismail dan Purnomo benar datang melamar saat itu. Dan hal tersebut ternyata fakta.
“Orang mau terima kita atau tidak ya tidak masalah, kan niat kita membantu orang dengan membuktikan bahwa apa yang disampaikan benar adanya. Yang penting Pak Ismail dan Purnomo sudah jujur,” pungkas Dedi Mulyadi.