TASIKMALAYA, NewsTasikmalaya.com – Di tengah kepungan tanah yang terus bergerak, sebuah pemakaman sederhana di Desa Cikondang, Kecamatan Cineam, Kabupaten Tasikmalaya, menjadi saksi bisu atas peristiwa luar biasa.
Makam Kiai Muhajar, pendiri Pondok Pesantren Manarul Huda, terpaksa dipindahkan setelah tanah di sekitarnya mengalami pergeseran signifikan. Namun, hal yang mengejutkan terjadi saat pemindahan makam dilakukan. Jasad Kiai Muhajar masih utuh, meski telah 13 tahun dimakamkan.
Peristiwa ini terjadi pada 25 Februari 2025, ketika tim relokasi makam bersama warga dan keluarga memindahkan jasad Kiai Muhajar ke lokasi yang lebih aman.
Sejak beberapa waktu terakhir, tanah di sekitar pesantren mengalami pergerakan, mengakibatkan retakan besar pada bangunan, termasuk masjid dan rumah para santri. Makam yang berada di kompleks pesantren pun ikut terdampak, terbelah oleh retakan tanah.
Pemindahan makam dilakukan dengan penuh kehati-hatian dan penghormatan. Saat liang lahad dibuka, warga yang hadir terkejut mendapati bahwa jasad sang kiai masih dalam kondisi utuh, seolah baru saja dimakamkan.
"Iya, jasad beliau masih utuh, masih lengkap, belum mengalami pembusukan," ungkap Kepala Desa Cikondang, Rosita, saat ditemui di posko darurat bencana pergerakan tanah, Senin (3/3/2025).
Selain makam Kiai Muhajar, makam menantunya, Yanti, juga turut dipindahkan. Yanti meninggal sekitar satu tahun lalu, dan jasadnya pun ditemukan masih dalam kondisi utuh.
Menurut Rosita, keputusan memindahkan makam ini bukanlah hal yang mudah. Namun, kondisi tanah yang terus bergerak membuat lokasi makam menjadi tidak aman. Bangunan di sekitarnya, termasuk masjid pesantren, harus diratakan demi keselamatan.
"Jasad bapak dipindahkan ke lokasi yang masih berada di wilayah yang sama, tetapi lebih jauh dari pesantren. Sedangkan menantunya dipindahkan ke Desa Cisarua, dekat rumah keluarganya," jelas Rosita.
Kini, makam Kiai Muhajar telah berada di tempat yang lebih aman. Namun, kisah di balik pemindahannya akan terus dikenang oleh masyarakat sekitar sebagai salah satu kejadian luar biasa yang terjadi di tengah bencana pergerakan tanah di Cineam, Kabupaten Tasikmalaya.
