CIAMIS, NewsTasikmalaya.com - Setiap daerah di Indonesia memiliki tradisi tersendiri dalam menyambut bulan suci Ramadan. Di Kampung Kerukunan, Lingkungan Lebak, Kelurahan Ciamis, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, tradisi munggahan justru menjadi momen kebersamaan lintas agama.
Masyarakat di kampung ini berasal dari berbagai latar belakang agama, seperti Islam, Kristen, dan Khonghucu. Mereka bergotong royong membersihkan tempat ibadah secara bergiliran, mulai dari Masjid Al-Mujahidin, Gereja Katolik Santo Yohanes, Kelenteng Hok Tek Bio, hingga Majelis Agama Khonghucu Indonesia (Makin).
Setelah membersihkan tempat ibadah, warga melanjutkan tradisi dengan makan liwet bersama di tengah jalan, sebagai simbol kebersamaan menjelang Ramadan.
Kepala Bidang Ideologi, Wawasan Kebangsaan, dan Ketahanan Ekonomi Sosial Budaya Agama, Wiji Subekti, menyebut kegiatan ini bukan sekadar aksi bersih-bersih, tetapi juga cerminan nyata harmoni antarumat beragama.
"Ini bukan hanya membersihkan tempat ibadah, tetapi juga merawat kebersamaan. Di sini, perbedaan keyakinan bukan penghalang, melainkan benang yang menyatukan," ujarnya, Rabu (26/2/2025).
Menurutnya, di tengah maraknya isu intoleransi, Kampung Kerukunan justru membuktikan bahwa keberagaman bisa menjadi kekuatan. Warga hidup berdampingan seperti keluarga, dan tradisi seperti munggahan menjadi ritual sakral yang melibatkan semua pemeluk agama.
Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Ciamis, Sumadi, menambahkan bahwa Ramadan adalah momentum memperkuat ikatan, tidak hanya bagi umat Muslim, tetapi juga seluruh masyarakat.
"Kegiatan ini merupakan bentuk nyata kerukunan antarumat beragama di Ciamis. Kami selalu menyelenggarakannya menjelang hari raya keagamaan, termasuk Ramadan. Bersih-bersih tempat ibadah, lalu makan bersama, menjadi tradisi yang terus kami lestarikan," katanya.
Ia berharap, tradisi ini bisa terus berlanjut dan menjadi inspirasi bagi daerah lain dalam membangun toleransi dan kebersamaan antarumat beragama.