Ikuti Kami :

Disarankan:

Kekurangan Penyuluh, Ciamis Hadapi Tantangan Kembangkan Budidaya Ikan Air Tawar

Kamis, 05 Juni 2025 | 20:36 WIB
Watermark
Kekurangan Penyuluh, Ciamis Hadapi Tantangan Kembangkan Budidaya Ikan Air Tawar. Foto: NewsTasikmalaya.com/Andri M.

Sejak Pangandaran resmi menjadi daerah otonomi baru, Kabupaten Ciamis kini mengandalkan sektor perikanan dari budidaya ikan air tawar. Potensi tersebut tersebar di 258 desa dan 7 kelurahan yang ada di 27 kecamatan.

CIAMIS, NewsTasikmalaya.com – Sejak Pangandaran resmi menjadi daerah otonomi baru, Kabupaten Ciamis kini mengandalkan sektor perikanan dari budidaya ikan air tawar. Potensi tersebut tersebar di 258 desa dan 7 kelurahan yang ada di 27 kecamatan. Namun, potensi besar ini belum bisa dimaksimalkan sepenuhnya karena keterbatasan jumlah tenaga penyuluh perikanan lapangan (PPL).

Saat ini, Ciamis hanya memiliki 17 orang PPL perikanan. Dari jumlah tersebut, 12 orang berstatus PNS, 4 orang P3K, dan 1 orang merupakan penyuluh perikanan bantu (PPB). Idealnya, satu penyuluh bertugas di satu kecamatan. Namun dengan kondisi saat ini, satu PPL harus menangani satu hingga dua kecamatan.

"Ke-17 PPL perikanan yang bertugas di Ciamis saat ini, sebanyak 12 orang berstatus PNS, 4 orang P3K dan seorang PPB (penyuluh perikanan bantu)," ujar Bubun Supriyadi, Koordinator PPL Perikanan Ciamis dalam pertemuan bersama anggota Komisi IV DPR RI, Ir. H. Herry Dermawan, di Cigembor, Kamis (5/6/2025).

Bubun juga mengungkapkan bahwa dua PPL yang berstatus PNS akan memasuki masa pensiun tahun ini. Hal ini semakin memperkecil jumlah tenaga penyuluh aktif di lapangan, sementara wilayah kerja yang harus dijangkau sangat luas.

Pola budidaya ikan air tawar di Ciamis masih bersifat tradisional dan parsial. Kolam ikan yang dimiliki warga umumnya berukuran kecil dan digunakan untuk kebutuhan rumah tangga. Menurut Bubun, solusi dari kondisi tersebut adalah dengan pengelolaan secara berkelompok agar proses alih teknologi dan pendampingan lebih efektif.

"Seperti yang dikembangkan di Kawali sejak 3 tahun lalu. Satu kampung warga ramai-ramai beternak ikan nila sehingga sekarang terkenal dengan Kampung Nila," katanya.

Di Kampung Nila, warga terlibat dalam usaha dari hulu sampai hilir. Mulai dari pemijahan, pendederan, pembesaran, hingga pengolahan pascapanen. Produk olahan yang dikembangkan pun beragam, seperti es krim nila, bolu, brownies, bakso, abon, hingga keripik tulang ikan nila.

"Kampung Nila di Kawali ini merupakan prototipe, one village one product. Di bawah pembinaan langsung Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP)," jelas Bubun.

Ke depan, konsep serupa rencananya akan dikembangkan di lima lokasi lain dengan jenis ikan yang berbeda, seperti nilem dan gurame. Ciamis sendiri sudah lama dikenal sebagai daerah penghasil ikan gurame soang.

Menanggapi aspirasi dari para penyuluh perikanan, anggota Komisi IV DPR RI, Ir. H. Herry Dermawan, menyatakan siap memperjuangkan penambahan jumlah tenaga PPL secara nasional, termasuk untuk Kabupaten Ciamis.

"Termasuk peningkatan kapasitas dan kompetensi SDM PPL perikanan yang sudah ada saat ini," ujar Ir. H. Herry Dermawan.

Ia juga menambahkan pentingnya dukungan sarana dan prasarana yang memadai. "Termasuk sarana mobilitas guna menunjang kinerja PPL," katanya.

Editor
Link Disalin