Ikuti Kami :

Disarankan:

Keluarga Pelajar yang Tewas di Jalan Mashudi Tasikmalaya Histeris saat Saksikan Rekonstruksi

Jumat, 27 September 2024 | 15:27 WIB
Keluarga Pelajar yang Tewas di Jalan Mashudi Tasikmalaya Histeris saat Saksikan Rekonstruksi
Keluarga Pelajar yang Tewas di Jalan Mashudi Tasikmalaya Histeris saat Saksikan Rekonstruksi. Foto: NewsTasikmalaya.com/Ahdan Ashari

Rekonstruksi kasus pembunuhan seorang pelajar, GG (14), yang tewas dianiaya sekelompok remaja di Jalan Letjen Mashudi, Kecamatan Cibeureum, Kota Tasikmalaya, digelar pada Jumat (27/9/2024) sekitar pukul 14.20 WIB.

TASIKMALAYA, NewsTasikmalaya.com - Rekonstruksi kasus pembunuhan seorang pelajar, GG (14), yang tewas dianiaya sekelompok remaja di Jalan Letjen Mashudi, Kecamatan Cibeureum, Kota Tasikmalaya, digelar pada Jumat (27/9/2024) sekitar pukul 14.20 WIB.

Proses rekonstruksi ini berlangsung di halaman belakang Mapolres Tasikmalaya Kota, bukan di lokasi kejadian, demi menghindari potensi kericuhan.

Keluarga dan kerabat korban hadir di Mapolres, tetapi tidak diizinkan masuk untuk menyaksikan rekonstruksi. Salah seorang kerabat korban, Atep, menyampaikan kekecewaannya, mengatakan bahwa mereka hanya ingin melihat proses tersebut tanpa niatan melakukan tindakan apapun.

“Tidak menerima, pengennya melihat proses rekonstruksi. Masa keluarga tidak boleh masuk? Saya tidak akan melakukan apa-apa, hanya penasaran,” kata Atep di gerbang Mapolres.

Setelah beberapa saat, perwakilan keluarga, termasuk kakek dan nenek korban, diizinkan untuk menyaksikan rekonstruksi oleh tim Unit Resmob Satreskrim Polres Tasikmalaya Kota.

Nenek korban, Armilah, tampak histeris saat menyaksikan adegan yang diperagakan. Ia menyatakan rasa duka dan kemarahannya terhadap para pelaku yang merupakan tetangga mereka.

“Mereka biadab, telah menghilangkan nyawa cucu saya. Cucu saya adalah kebanggaan kami, harus meninggal di tangan anak-anak tak bertanggung jawab,” ungkap Armilah.

Hingga saat ini, Armilah masih sulit menerima kenyataan bahwa cucunya tewas secara tragis. Meski demikian, ia mengaku ikhlas, tetapi tetap mempertanyakan kekejaman yang terjadi.

Pantauan di lokasi, proses rekonstruksi berlangsung dengan fokus dan ketelitian, melibatkan sejumlah alat peraga seperti balok kayu dan batu.

Rekonstruksi ini juga dihadiri oleh pihak Pemkot Tasikmalaya melalui PPKBP3A unit perlindungan perempuan dan anak, Ketua KPAD Kota Tasikmalaya, LK3 Dinas Sosial Kota Tasikmalaya, dan berbagai lembaga terkait untuk memberikan dukungan.

Diberitakan sebelumnya, GG ditemukan tewas setelah dianiaya oleh sekelompok remaja. Korban mengalami luka serius akibat hantaman benda tumpul. Dalam pengembangan kasus, polisi menangkap sembilan pelaku, terdiri dari empat orang dewasa dan lima remaja di bawah umur.

Kapolres Tasikmalaya Kota, AKBP Joko Sulistiono, menjelaskan bahwa peristiwa tersebut berawal saat GG dan temannya, FM (14), berboncengan sepeda motor dan dihadang oleh sekelompok remaja. Penghadangan ini dipicu oleh suara knalpot bising.

“Korban GG meninggal dunia, sementara FM mengalami luka-luka,” kata AKBP Joko dalam konferensi pers.

Para pelaku terancam pasal berlapis, termasuk UU Perlindungan Anak, dengan ancaman hukuman maksimal 12 tahun penjara. Penyelidikan kasus ini akan terus berlanjut untuk mendalami keterkaitan para pelaku dengan kelompok lain.

Editor
Link Disalin