Ikuti Kami :

Disarankan:

Latih Kemandirian, Lapas Ciamis Gelar Pelatihan Bercocok Tanam Padi Organik bagi Warga Binaan

Kamis, 06 Maret 2025 | 17:33 WIB
Watermark
Latih Kemandirian, Lapas Ciamis Gelar Pelatihan Bercocok Tanam Padi Organik bagi Warga Binaan. Foto: NewsTasikmalaya.com/Andri M

Lapas Kelas II B Ciamis menggelar pelatihan bercocok tanam padi organik dengan metode System of Rice Intensification (SRI) bagi 50 warga binaan.

CIAMIS, NewsTasikmalaya.com – Lapas Kelas II B Ciamis menggelar pelatihan bercocok tanam padi organik dengan metode System of Rice Intensification (SRI) bagi 50 warga binaan. Kegiatan yang berlangsung sejak Kamis (6/3/2025) ini merupakan bagian dari program pembinaan keterampilan dan kemandirian, sekaligus mendukung pertanian ramah lingkungan.  

Pelatihan ini berlangsung selama tiga hari dan mendapat dukungan dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Ciamis, Balai Aliksa Organik SRI, serta komunitas penggiat pertanian organik Gaccors (Gabungan Aksi Ciamis Cinta Organik Sejati).

Menurut Supriyanto, Kepala Lapas Kelas II B Ciamis, pelatihan ini bertujuan untuk memberikan keterampilan praktis kepada warga binaan agar mereka memiliki bekal yang bermanfaat setelah kembali ke masyarakat.  

"Kami ingin memberikan peluang bagi warga binaan untuk belajar keterampilan yang dapat diterapkan setelah bebas nanti. Selain itu, program ini juga berkontribusi pada upaya swasembada pangan nasional," ujarnya.

Pelatihan ini juga sejalan dengan kebijakan pertanian berkelanjutan yang menekankan penggunaan bahan-bahan organik, sehingga tidak hanya meningkatkan produktivitas pertanian, tetapi juga menjaga keseimbangan ekosistem.

Pelatihan ini dipimpin oleh Budi Slamet Wibowo (Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Ciamis) dan Ir. Alik Sutaryat (Direktur Balai Aliksa Organik SRI) beserta tim. 

Dalam tiga hari pelatihan, warga binaan mendapatkan materi yang mencakup teori dan praktik, antara lain 

1. Hari Pertama: Memahami ekologi tanah dan pentingnya bahan organik dalam pertanian.  

2. Hari Kedua: Proses dekomposisi serta peran mikroorganisme dalam kesuburan tanah dan pertumbuhan tanaman.  

3. Hari Ketiga: Pembuatan pupuk cair mikroorganisme lokal (MOL) dari bahan alami seperti bonggol pisang, keong mas, rebung bambu, dan buah maja. 

Menariknya, para peserta tidak hanya belajar menanam padi di sawah, tetapi juga dengan metode tanam dalam ember, yang membuktikan bahwa padi bukanlah tanaman air, melainkan tanaman yang membutuhkan air dalam jumlah cukup.

Meski pelatihan ini berlangsung saat bulan Ramadan, para warga binaan tetap bersemangat mengikuti setiap sesi. Mereka menganggap kegiatan ini sebagai bagian dari ibadah sekaligus peluang untuk memperoleh ilmu yang bermanfaat.  

"Ini pengalaman baru bagi kami. Awalnya, saya kira padi hanya bisa tumbuh di sawah, ternyata bisa juga di ember. Saya sangat bersyukur mendapat kesempatan belajar ini," ujar salah satu peserta pelatihan.

Program ini diharapkan menjadi bekal berharga bagi warga binaan untuk kembali ke masyarakat dengan keterampilan baru yang dapat membantu mereka membangun kehidupan yang lebih baik.  

"Kami ingin mereka keluar dari sini dengan keahlian yang bisa diterapkan di dunia nyata. Dengan begitu, mereka bisa kembali ke masyarakat sebagai pribadi yang lebih mandiri dan produktif," pungkas Kalapas Supriyanto.

 

 

Editor
Link Disalin