TASIKMALAYA, NewsTasikmalaya.com - Kayu manis merupakan salah satu rempah-rempah bernilai tinggi yang banyak dimanfaatkan sebagai bumbu masakan, bahan obat herbal, hingga campuran minuman tradisional. Dengan aroma khas yang menggoda, rempah ini memiliki pasar yang cukup luas, baik di dalam maupun luar daerah.
Salah satu petani yang menggeluti usaha pengolahan kayu manis adalah Iyan Suryana (31), warga Kampung Sinargalih, Desa Ciroyom, Kecamatan Bojonggambir. Ia meneruskan usaha keluarganya dalam mengolah kulit kayu manis sejak 2018.
“Ini usaha turun-temurun dari orang tua saya, dan sejak 2018 saya mulai serius mengelolanya,” ujar Iyan saat ditemui pada Selasa (11/2/2025).
Setiap minggunya, Iyan mampu menjual sekitar 60 kilogram kulit kayu manis ke para pengepul. Ia mengolah dua jenis kayu manis, yakni yang berdaun hijau dan merah.
Harga jual di tingkat petani saat ini berkisar Rp46 ribu per kilogram, baik untuk jenis daun hijau maupun merah. Produk kayu manis dari Bojonggambir ini bahkan sudah merambah pasar di Cirebon hingga Purwokerto.
Proses Pengolahan Kayu Manis
Pengolahan kayu manis dimulai dengan pemotongan batang pohon yang telah siap panen. Setelah itu, kulit kayu dikupas hingga bagian dalamnya yang lebih halus terlihat. Warna kulit bagian dalam cenderung lebih terang, mendekati putih.
Setelah tahap pengulitan, kulit kayu kemudian dijemur di bawah sinar matahari selama kurang lebih dua hari. Proses penjemuran ini bertujuan untuk mengurangi kadar air agar kulit kayu lebih awet dan siap dikemas. Setelah kering, kulit kayu manis digulung dan dipotong sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan pasar.
“Bahan baku saya dapatkan dari hasil kebun sendiri dan juga dari petani lain. Permintaan pasar cukup tinggi, jadi saya harus tetap konsisten memproduksi,” tambah Iyan.
Dengan meningkatnya permintaan kayu manis, usaha rumahan seperti yang dijalankan Iyan memiliki peluang besar untuk berkembang.
Selain memberikan manfaat ekonomi bagi para petani, industri pengolahan kayu manis juga menjadi bagian penting dalam menjaga warisan pertanian lokal tetap lestari.