Pemkot Banjar Siap Renovasi Masjid Agung, Pastikan Akses Ramah Lansia dan Disabilitas

BANJAR, NewsTasikmalaya.com– Pemerintah Kota Banjar berencana merenovasi total Masjid Agung Kota Banjar dengan dukungan dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Langkah ini diambil untuk memperbaiki kondisi masjid yang dianggap sudah usang dari segi arsitektur serta kurang ramah bagi jamaah lansia dan penyandang disabilitas.  

Hal ini disampaikan Wakil Wali Kota Banjar, Supriana, saat melakukan silaturahmi ke Masjid Agung Ciamis, Rabu (19/3/2025) siang. Dalam kunjungannya, Supriana didampingi oleh Ketua MUI Kota Banjar, Kabag Kesra, serta Bagian Aset Pemkot Banjar.  

"Secara fungsi, Masjid Agung Kota Banjar masih bisa digunakan, tetapi dari segi estetika dan aksesibilitas, kondisinya sudah kurang layak. Masjid ini dibangun sebelum Kota Banjar berdiri, dan tidak dirancang untuk mengakomodasi jamaah lansia serta disabilitas," ujar Supriana.

Salah satu kendala utama yang dihadapi adalah lokasi masjid yang berada di lantai dua, sementara lantai bawah digunakan sebagai gedung dakwah. Hal ini menyulitkan jamaah lansia dan penyandang disabilitas yang harus menaiki tangga tinggi untuk beribadah.  

"Banyak jamaah lansia yang kesulitan naik ke lantai atas. Selain itu, tidak ada jalur khusus bagi penyandang disabilitas. Ini yang harus segera kami benahi," tegasnya. 

Sebagai solusinya, Pemkot Banjar berencana membangun kembali Masjid Agung dengan konsep modern yang lebih ramah bagi semua kalangan. Namun, rencana ini menghadapi kendala lain, yaitu status tanah masjid yang belum memiliki sertifikat resmi.  

"Informasi yang kami terima, tanah ini adalah tanah wakaf. Namun, tidak ada bukti tertulis atau sertifikat resmi yang menguatkan statusnya," tambahnya. 

Karena terkendala status tanah, Pemkot Banjar melakukan studi banding ke Kota Tasikmalaya dan Kabupaten Ciamis untuk mencari solusi terbaik. Dalam kunjungan ke Masjid Agung Ciamis, pihaknya menemukan bahwa Masjid Agung Ciamis sudah menjadi aset Pemkab Ciamis dan memiliki sertifikat resmi.  

"Dari diskusi dengan pengurus DKM Masjid Agung Ciamis, ada beberapa saran yang bisa kami terapkan, termasuk masukan dari Dewan Wakaf Indonesia (DWI) terkait penyelesaian status tanah," jelas Supriana.

Ia menegaskan bahwa sebelum memulai pembangunan, pihaknya ingin memastikan kejelasan status tanah agar tidak muncul permasalahan hukum di kemudian hari.  

"Kami tidak ingin terburu-buru dan malah menimbulkan masalah di masa depan. Status tanah harus jelas dan sah agar renovasi bisa berjalan lancar," tegasnya.

Sementara itu, Ketua DKM Masjid Agung Ciamis, Wawan S. Arifin, menyambut baik kunjungan tersebut dan menyatakan kesiapannya untuk berbagi pengalaman dalam pengelolaan aset masjid. 

"Masjid Agung Ciamis merupakan aset resmi Pemkab Ciamis dan sudah bersertifikat. Kami siap berbagi pengalaman untuk membantu Pemkot Banjar dalam menyelesaikan persoalan ini," ujar Wawan.  

Dengan adanya rencana renovasi ini, diharapkan Masjid Agung Kota Banjar bisa menjadi tempat ibadah yang lebih nyaman, modern, dan inklusif bagi seluruh masyarakat.