Ikuti Kami :

Disarankan:

Pemkot Banjar Targetkan 1.500 Anak Tidak Sekolah Kembali Mendapatkan Pendidikan

Rabu, 11 Juni 2025 | 20:04 WIB
Pemkot Banjar Targetkan 1.500 Anak Tidak Sekolah Kembali Mendapatkan Pendidikan
Pemkot Banjar Targetkan 1.500 Anak Tidak Sekolah Kembali Mendapatkan Pendidikan. Foto: NewsTasikmalaya.com/Martin.

Pemerintah Kota Banjar melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) menunjukkan keseriusannya dalam menangani permasalahan Anak Tidak Sekolah (ATS). Dengan pendekatan berbasis data yang akurat, pemerintah menargetkan sebanyak 1.500 anak putus sekolah dapat kembali mendapatkan akses pendidikan, baik melalui jalur formal maupun alternatif.

BANJAR, NewsTasikmalaya.com – Pemerintah Kota Banjar melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) menunjukkan keseriusannya dalam menangani permasalahan Anak Tidak Sekolah (ATS). Dengan pendekatan berbasis data yang akurat, pemerintah menargetkan sebanyak 1.500 anak putus sekolah dapat kembali mendapatkan akses pendidikan, baik melalui jalur formal maupun alternatif.

Data Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Kementerian Pendidikan tahun 2024 mencatat terdapat sekitar 1.500 anak usia 5–6 tahun di Kota Banjar yang mengalami keterhentian pendidikan.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Disdikbud Kota Banjar, H. Kaswad, menegaskan pentingnya langkah cepat dan strategis dalam mengatasi persoalan tersebut.

"Kami akan mengupayakan anak-anak kembali ke sekolah formal. Jika ada kendala, mereka bisa bergabung dengan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) yang menyediakan pendidikan inklusif bagi kelompok rentan," ujar Kaswad saat ditemui usai rapat koordinasi, Rabu (11/6/2025).

Dalam upaya menciptakan solusi yang berkelanjutan, Disdikbud Kota Banjar tidak hanya mengandalkan kebijakan internal. Kolaborasi pun dilakukan bersama para pemangku kepentingan di tingkat lokal, seperti kepala desa, lurah, Ketua IGTKI, Himpaudi, hingga Bunda PAUD se-Kota Banjar.

Menurut Kaswad, saat ini terdapat 680 anak tidak sekolah yang tersebar di empat kecamatan dan memerlukan intervensi khusus guna meningkatkan Angka Partisipasi Murni (APM) serta Angka Partisipasi Sekolah (APS).

"Kami merancang program pendampingan khusus yang akan diluncurkan pada Juli 2025, mencakup pendataan ulang secara door-to-door serta sosialisasi manfaat pendidikan dasar kepada orang tua. Dengan pendekatan ini, kami berharap bisa mengoptimalkan jumlah anak yang kembali ke sekolah," tutupnya.

Editor
Link Disalin