Ikuti Kami :

Disarankan:

Petani Diminta Lapor Jika Bulog Menolak Beli Gabah Sesuai HET

Jumat, 28 Maret 2025 | 15:18 WIB
Watermark
Petani Diminta Lapor Jika Bulog Menolak Beli Gabah Sesuai HET. Foto: NewsTasikmalaya.com/Andri M

Memasuki musim panen tahun ini, para petani dihadapkan pada anjloknya harga gabah.

CIAMIS, NewsTasikmalaya.com – Memasuki musim panen tahun ini, para petani dihadapkan pada anjloknya harga gabah. Untuk menghindari kerugian, mereka dianjurkan menjual hasil panennya ke Bulog dengan harga sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET). 

Anggota Komisi IV DPR RI, Ir. Herry Dermawan, menegaskan bahwa jika Bulog menolak membeli atau menawarkan harga di bawah HET, petani harus segera melapor ke kepolisian, Kodim, atau langsung kepadanya. Laporan juga bisa disampaikan melalui media massa.  

"Jika Bulog tidak mau membeli gabah petani, segera laporkan ke polisi, Kodim, atau bisa langsung ke saya. Jangan diam saja," kata Herry, dalam acara silaturahmi pertanian bertema Menyongsong Swasembada Pangan di Auditorium Gedung KH Ahmad Dahlan STIKes Muhammadiyah Ciamis, Kamis (27/3/2025).  

Menurut Herry, pemerintah telah menyiapkan anggaran sebesar Rp12 triliun untuk Bulog dalam rangka menyerap gabah petani tahun ini. Oleh karena itu, tidak ada alasan bagi Bulog untuk menolak atau membeli dengan harga di bawah HET yang ditetapkan, yakni Rp6.500 per kilogram.  

"Saya mendapat informasi ada daerah yang membeli gabah petani seharga Rp6.400 per kilogram, ini jelas di bawah HET. Jika menemukan kasus seperti ini, segera laporkan ke aparat penegak hukum atau Satgas Pangan," tegasnya. 

Dalam upaya mencapai swasembada pangan, Herry menekankan pentingnya peran Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dalam mendorong petani meningkatkan produksi. Ia optimistis target peningkatan hasil panen bisa dicapai jika dilakukan secara masif, berkelanjutan, dan melibatkan berbagai pihak.  

Ada dua faktor utama yang harus dijamin untuk meningkatkan hasil panen:  

1. Ketersediaan air irigasi, termasuk perbaikan saluran air yang rusak.  

2. Ketersediaan pupuk, terutama pupuk bersubsidi.  

"Selama air dan pupuk tersedia, produksi padi bisa terus meningkat. Kita harus bekerja sama untuk mencapai swasembada pangan," pungkas Herry.

 

Editor
Link Disalin