Ikuti Kami :

Disarankan:

Realisasi Investasi Kota Banjar Capai Rp68 Miliar pada Semester Pertama

Rabu, 14 Agustus 2024 | 11:21 WIB
Realisasi Investasi Kota Banjar Capai Rp68 Miliar pada Semester Pertama
Realisasi Investasi Kota Banjar Capai Rp68 Miliar pada Semester Pertama. Foto: NewsTasikmalaya.com/ Ilustrasi

Pemerintah Kota Banjar, melalui Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP), melaporkan bahwa realisasi investasi pada semester pertama tahun ini mencapai Rp68 miliar.

BANJAR, NewsTasikmalaya.com - Pemerintah Kota Banjar, melalui Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP), melaporkan bahwa realisasi investasi pada semester pertama tahun ini mencapai Rp68 miliar.

Kepala DPMPTSP Kota Banjar, Mamat Rahmat, melalui Kepala Bidang Penanaman Modal, Dewi Ambarwati, mengungkapkan bahwa angka ini didapat berdasarkan data dari Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) yang tercatat dalam sistem OSS.

“Total capaian investasi pada semester pertama adalah Rp68 miliar, yang berasal dari investasi padat karya dan padat modal utama, terutama di sektor perdagangan dan jasa,” kata Dewi Ambarwati, Rabu (14/8/2024).

Dewi menjelaskan rincian realisasi investasi pada periode LKPM Triwulan 1 adalah sebesar Rp3.931.500.119, sedangkan pada Triwulan 2 mencapai Rp64.733.833.119, dengan total investasi sebesar Rp68.655.333.541. Capaian ini mencapai 13,73 persen dari target Rencana Pembangunan Daerah (RPD) 2024, yang sebesar Rp500 miliar.

“Realisasi investasi Kota Banjar ini sudah melebihi target DPMPTSP Provinsi Jawa Barat, yang sebesar Rp110 miliar,” tambah Dewi.

Investasi yang masuk juga berdampak pada peningkatan penyerapan tenaga kerja. Jika dibandingkan dengan tahun lalu pada periode yang sama, serapan tenaga kerja meningkat dari 748 orang di Triwulan 2 tahun 2023 menjadi 989 orang pada semester pertama 2024, atau meningkat sebesar 32,22 persen.

Sektor-sektor yang dominan dalam investasi tahun ini termasuk perdagangan, reparasi, industri kayu, jasa, hotel dan restoran, serta industri tekstil. Investasi ini sebagian besar berasal dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), dengan Penanaman Modal Asing (PMA) menyumbang nilai yang lebih kecil.

Dewi juga mencatat peningkatan jumlah pelaku usaha skala mikro kecil yang membuat Nomor Induk Berusaha (NIB). Hingga Juni 2024, tercatat 6.637 NIB terbit melalui sistem OSS. Meskipun pembuatan LKPM online tidak diwajibkan untuk pelaku usaha mikro, mereka tetap diimbau untuk melakukan pendaftaran.

“Jumlah NIB ini mencerminkan klasifikasi baku lapangan usaha Indonesia (KBLI), dengan sektor industri kerupuk dan peyek sebagai yang paling banyak,” pungkas Dewi.

Editor
Link Disalin