TASIKMALAYA, NewsTasikmalaya.com – Pemandangan tak sedap tampak di aliran Sungai Ciwulan, tepatnya di bawah jembatan gantung kayu yang menjadi perbatasan Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Tasikmalaya dan Kecamatan Kawalu, Kota Tasikmalaya, Sabtu (10/5/2025) pagi. Sungai tersebut tampak dipenuhi tumpukan sampah.
Jenis sampah yang mengotori sungai didominasi oleh limbah rumah tangga seperti plastik, botol bekas, kayu, styrofoam, hingga batok kelapa. Kondisi ini menyebabkan pencemaran lingkungan dan membuat kawasan sekitar tampak kumuh.
Wahyu Suhendri (69), seorang warga setempat yang tengah memunguti barang bekas bersama istrinya, menyebut tumpukan sampah seperti itu sering terjadi setiap kali hujan deras mengguyur wilayah Tasikmalaya.
"Kalau sudah hujan deras, sampah pasti numpuk di sini. Ini memang sudah biasa," ujarnya saat ditemui di lokasi.
Menurut Wahyu, sebagian besar sampah tersebut merupakan kiriman dari wilayah hulu yang kemudian terbawa arus hingga berhenti di kawasan leuwi (cekungan air) Sungai Ciwulan.
"Ini tempatnya kayak cekungan, jadi sampah dari hulu numpuk di sini. Lihat saja, banyak batok kelapa, kayu, dan botol plastik," jelasnya.
Meski kondisi ini meresahkan, Wahyu justru memanfaatkannya dengan mengumpulkan barang bekas untuk dijual. Ia mengaku dalam sehari bisa mengumpulkan hingga dua karung besar botol plastik.
"Kalau yang sudah dibersihkan, harganya Rp5.000 per kilogram. Yang masih campuran, paling Rp1.000 per kilogram," katanya.
Wahyu memperkirakan tumpukan sampah akan terus bertambah jika hujan kembali mengguyur dengan intensitas tinggi.
"Kalau hujan lagi, bisa makin banyak sampahnya. Pasti numpuk lagi," pungkasnya.