Bhayangkari Cabang Tasikmalaya Kota Jenguk Anggota Polisi yang Terluka dalam Demo Ricuh

TASIKMALAYA, NewsTasikmalaya.com - Sebagai bentuk kepedulian terhadap personel kepolisian yang terluka akibat bentrokan dalam aksi unjuk rasa di depan Gedung DPRD Kota Tasikmalaya, Bhayangkari Cabang Tasikmalaya Kota mengunjungi anggota yang dirawat di rumah sakit.  

Ketua Bhayangkari Cabang Tasikmalaya Kota, Ny. Dina Faruk, bersama sejumlah anggotanya, menjenguk langsung personel yang terlibat dalam insiden kericuhan, termasuk Ipda Eris Shandy, Kanit Lantas Polsek Cihideung, yang masih menjalani perawatan di RS Hermina, Jalan Ir. H. Juanda, Kota Tasikmalaya.  

"Kami bersama anggota Bhayangkari datang untuk menjenguk anggota Polres Tasikmalaya Kota yang sedang dirawat. Ini adalah bentuk kepedulian dan dukungan moral bagi mereka yang mengalami luka dalam tugas," ujar Ny. Dina Faruk, Rabu (19/2/2025) malam.  

Dalam kunjungan tersebut, Bhayangkari memberikan semangat kepada para anggota yang dirawat serta memastikan mereka mendapatkan perawatan terbaik.  

Kericuhan dalam aksi unjuk rasa yang digelar oleh Aliansi Aktivis dan Rakyat Menggugat (ALARM) terjadi saat massa memaksa masuk ke Gedung DPRD Kota Tasikmalaya. Mahasiswa yang ingin bertemu langsung dengan Ketua DPRD, H. Aslim, tidak mendapat respons karena yang bersangkutan sedang berada di Jakarta.  

Situasi semakin memanas ketika massa aksi melempar botol plastik ke arah aparat dan membakar ban, menyebabkan asap hitam membubung tinggi. Upaya negosiasi mengalami jalan buntu, hingga akhirnya bentrokan terjadi.  

Sejumlah mahasiswa dan personel kepolisian mengalami luka akibat lemparan batu. Bahkan, kaca ruangan keamanan DPRD pecah akibat serangan tersebut. Dalam kondisi hujan deras, aparat akhirnya mengerahkan water cannon untuk membubarkan massa.  

Ketiga anggota kepolisian yang terluka mengalami luka di bagian pelipis dan hidung, sementara beberapa mahasiswa mengalami luka di kepala akibat terkena benda keras.  

Aksi unjuk rasa ini menyoroti kebijakan efisiensi anggaran yang dinilai merugikan sektor pendidikan dan kesehatan. Mahasiswa menuntut pemerintah mencabut kebijakan pemangkasan anggaran yang berpotensi menaikkan Uang Kuliah Tunggal (UKT).  

"Pemangkasan anggaran pendidikan ini bisa berdampak pada kenaikan UKT. Kami khawatir mahasiswa akan semakin terbebani karena anggaran yang seharusnya dialokasikan ke pendidikan justru dipangkas," ujar Koordinator Aksi, Ahmad Riza Hidayat.  

Ia juga mengecam tindakan represif aparat kepolisian serta menyesalkan absennya Ketua DPRD dalam dialog dengan massa aksi.  

"Kami kecewa dengan tindakan kepolisian hari ini. Selain itu, ketidakhadiran Ketua DPRD semakin memperburuk situasi. Kami akan melakukan konsolidasi untuk aksi yang lebih besar," tegasnya.  

Menanggapi hal ini, Ketua Komisi II DPRD Kota Tasikmalaya, Rahmat Sutarman, menjelaskan bahwa Ketua DPRD sedang berada di Jakarta sehingga tidak bisa menemui demonstran secara langsung.