TASIKMALAYA, NewsTasikmalaya.com — Dosen dari Universitas Siliwangi (Unsil) dan Universitas Perjuangan (Unper) Tasikmalaya mengadakan program Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) untuk mengatasi masalah anemia di Desa Santanamekar, Sabtu (10/8/2024). Program ini bertujuan untuk memberdayakan masyarakat dengan memanfaatkan potensi pangan lokal sebagai sumber zat besi.
Kegiatan tersebut berlangsung di Aula Desa Santanamekar, Desa Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya, yang dihadiri oleh Camat Cisayong, Babinsa dari Koramil Cisayong dan Tokoh Agama.
Tim PKM ini terdiri dari dosen Fakultas Ilmu Kesehatan dan Fakultas Teknik Unsil, serta Prodi Farmasi Unper Tasikmalaya, dengan ketua tim Lilik Hidayanti dan anggota Luh Desi Puspareni, Asep Andang, M Herdi Nurzaman, serta mahasiswa dari Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) Unsil.
Lilik Hidayanti menjelaskan, bahwa program ini didukung oleh Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian Masyarakat Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Skema Program Desa Binaan (PDB). Program ini direncanakan berlangsung selama tiga tahun jika menunjukkan hasil yang positif.
Analisis situasi menunjukkan bahwa remaja di Desa Santanamekar masih banyak yang mengalami anemia. Desa tersebut memiliki potensi pangan lokal, seperti Japilus, yang berbahan dasar tepung tapioka dan kaya karbohidrat tetapi kurang zat besi. Untuk itu, tim PKM melakukan diversifikasi dengan menambahkan lele dan kangkung ke dalam Japilus guna meningkatkan kandungan gizinya.
Pada tahun pertama, program ini akan fokus pada pembudidayaan lele dan kangkung secara mandiri oleh masyarakat. Melalui kerja sama dengan Karang Taruna dan Tim Penggerak PKK, ibu-ibu di desa diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan gizi mereka, sehingga mereka bisa memberikan asupan yang lebih baik untuk anak-anak mereka.
Lilik juga menekankan bahwa anemia dapat menurunkan produktivitas dan prestasi belajar remaja putri serta berisiko pada kehamilan dan kelahiran bayi dengan berat badan rendah. Upaya ini bertujuan untuk mencegah risiko stunting pada masa depan dengan meningkatkan asupan zat besi melalui pangan lokal.
"Kegiatan ini rencananya dilaksanakan selama 3 tahun. InsyaAllah berturut-turut, apabila menunjukkan hasil yang baik," kata Lilik.
Kepala Desa Santanamekar, Ade Saepudin, menyambut baik inisiatif ini dan mengucapkan terima kasih kepada dosen dari Unsil dan Unper Tasikmalaya. Ia berharap program ini dapat terus berlanjut dan memberikan manfaat bagi masyarakat desa.
"Antusiasme masyarakat sangat tinggi terhadap program ini. Semoga upaya ini dapat meningkatkan pengetahuan gizi dan mengatasi anemia di desa kami," ujar Ade.
Ke depannya, program ini juga akan mencakup pelatihan budikdamber (budidaya ikan dalam ember) untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap pangan kaya zat besi.