Ikuti Kami :

Disarankan:

Kisah One Suherman, Polisi Pahlawan Kerukunan Lintas Iman dari Kota Banjar

Minggu, 29 Juni 2025 | 20:31 WIB
Watermark
Kisah One Suherman, Polisi Pahlawan Kerukunan Lintas Iman dari Kota Banjar. Foto: NewsTasikmalaya.com/Martin

Di sebuah kota kecil di perbatasan Jawa Barat dan Jawa Tengah, tepatnya di Kota Banjar, hidup berdampingan dalam keragaman bukan sekadar impian. Di tengah suasana di mana suara azan dan kidung gereja menyatu dalam harmoni, ada sosok polisi yang menjadi simbol persatuan, Aipda One Suherman, Bhabinkamtibmas di Kelurahan Hegarsari, Kecamatan Pataruman.

BANJAR, NewsTasikmalaya.com - Di sebuah kota kecil di perbatasan Jawa Barat dan Jawa Tengah, tepatnya di Kota Banjar, hidup berdampingan dalam keragaman bukan sekadar impian. Di tengah suasana di mana suara azan dan kidung gereja menyatu dalam harmoni, ada sosok polisi yang menjadi simbol persatuan, Aipda One Suherman, Bhabinkamtibmas di Kelurahan Hegarsari, Kecamatan Pataruman.

Selama 20 tahun berdinas di Polres Banjar, Polda Jabar, One tak hanya bertugas menjaga keamanan, tapi juga aktif menumbuhkan semangat toleransi antarumat beragama. Di wilayah binaannya, terdapat masjid, gereja Katolik, dan gereja Protestan—dan semua komunitas merasa aman serta dihargai berkat pendekatan persuasif dan humanis dari sang bhabinkamtibmas.

“Tugas polisi bukan hanya soal hukum, tapi juga merawat keberagaman. Kuncinya silaturahmi dan komunikasi yang tulus,” ujar One saat ditemui di sebuah warung kopi, Minggu (29/6/2025).

Lahir pada 18 September 1983 di Sidamulih, Kabupaten Pangandaran, One tumbuh dari keluarga petani dengan mimpi besar menjadi polisi. Perjuangan dan kerja kerasnya membuahkan hasil pada 2005 saat ia lolos seleksi Bintara Polri. Ia pun menjadi anggota polisi pertama dari Kecamatan Sidamulih, sebuah prestasi yang menginspirasi banyak pemuda di daerahnya.

“Alhamdulillah, saya diterima jadi polisi berkat doa orang tua. Sampai sekarang sudah 20 tahun saya mengabdi,” katanya.

Di lapangan, One dikenal tidak hanya hadir saat warga membutuhkan, tapi juga aktif membina hubungan lintas iman. Ia rutin menghadiri kegiatan keagamaan umat lain, seperti Natal dan Waisak, ikut pengajian, bergotong royong, bahkan menemani umat Kristiani saat ibadah di gereja.

“Setiap hari saya upayakan hadir. Saya datang sebagai sahabat mereka, bukan sekadar aparat,” ungkapnya.

Salah satu bentuk aksi nyatanya adalah saat membantu menyelesaikan persoalan makanan halal dan nonhalal ketika warga non-Muslim mengadakan hajatan. Ia mengusulkan penggunaan jasa katering agar seluruh pihak merasa nyaman dan dihargai, tanpa harus mengorbankan keyakinan masing-masing.

“Tugas saya adalah mencari jalan tengah agar semua warga bisa menjalankan keyakinannya tanpa saling merasa terganggu,” jelasnya.

One juga menjadi motor penggerak dalam kegiatan sosial dan budaya, seperti Bobojong Festival, yang merayakan keberagaman lewat seni dan tradisi. Warga lintas agama dan etnis terlibat dalam persiapan hingga pelaksanaan acara tersebut, dari ritual adat, pertunjukan seni, hingga pembagian sembako dan alat tulis untuk warga kurang mampu.

“Pak One bukan hanya mendampingi, tapi juga memimpin gotong royong lintas iman. Ia hadir di tengah masyarakat, bukan di atas,” kata Teja Nugraha, pengurus Karang Taruna Hegarsari.

Dalam acara tersebut, slogan “Hirup Rukun Sauyunan, Jaga Lembur Babarengan” bukan hanya jadi tema, tapi benar-benar hidup di tengah masyarakat. Semangat kolaborasi lintas agama terlihat nyata—dari guru, petani, seniman, hingga anak-anak turut serta, semua karena pendekatan menyatukan yang dibangun One selama ini.

Aipda One Suherman menjadi teladan bahwa polisi bukan sekadar penegak hukum, tetapi juga penjaga harmoni sosial. Ia menumbuhkan rasa saling percaya, membangun dialog, dan menjadi sahabat semua kalangan.

Warga Kelurahan Hegarsari, terutama generasi muda, kini mulai terbuka terhadap perbedaan. Mereka belajar bahwa keberagaman bukan ancaman, melainkan kekayaan yang harus dijaga bersama.

“Dari Pak One, kami belajar bahwa hidup rukun dalam perbedaan adalah bentuk nyata cinta pada negeri ini,” tutup Teja.

 

Editor
Link Disalin