KPAD Kota Tasikmalaya Dampingi Korban Selamat dalam Kasus Penganiayaan Pelajar Hingga Tewas

TASIKMALAYA, NewsTasikmalaya.com - Kasus penganiayaan yang menewaskan seorang pelajar berinisial GG (14) di Jalan Letjen Mashudi, Kecamatan Cibeureum, Kota Tasikmalaya, pada Minggu (22/9/2024), terus mendapatkan perhatian dari berbagai pihak.

Salah satunya adalah Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Kota Tasikmalaya yang langsung turun tangan untuk mendampingi korban selamat serta menangani dampak psikologis insiden tersebut.

Ketua KPAD Kota Tasikmalaya, Rina Marlina, menegaskan bahwa ada dua hal utama yang harus segera dilakukan terkait kasus ini. Pertama, KPAD akan mengawal proses hukum dengan memastikan penggunaan sistem peradilan anak dalam penanganan pelaku. Kedua, KPAD akan memberikan pendampingan terhadap korban selamat yang saat ini masih dirawat.

“Kami akan mendatangi korban selamat untuk memastikan bahwa penanganan psikologisnya berjalan dengan baik. Ini penting untuk membantu korban pulih dari trauma,” ujar Rina usai menghadiri konferensi pers di Mapolres Tasikmalaya Kota, Rabu (25/9/2024).

Pentingnya Peran Orang Tua dan Pencegahan

Rina menyoroti bahwa fenomena kekerasan terhadap anak kerap terjadi akibat kurangnya pengawasan dan bimbingan dari orang tua.

Selain itu, ia menekankan pentingnya pencegahan agar kejadian serupa tidak terulang kembali. KPAD bersama kepolisian, Pemkot Tasikmalaya, dan berbagai pihak terkait telah melakukan diskusi mengenai langkah-langkah preventif.

“Kami bersama unsur lainnya sudah berkoordinasi untuk memaksimalkan upaya pencegahan, termasuk memberikan himbauan terkait knalpot brong yang kerap menjadi pemicu konflik di kalangan remaja,” tambah Rina.

Ia juga menekankan pentingnya peran orang tua dalam pengawasan anak-anak mereka, serta perlunya dukungan dari berbagai pihak, termasuk tokoh agama dan instansi pendidikan, untuk menciptakan lingkungan yang aman dan kondusif bagi perkembangan anak.

Pendampingan Psikologis dan Kampanye Pencegahan

KPAD telah menjalin kerjasama dengan berbagai pihak, termasuk Kementerian Agama dan sekolah-sekolah, untuk memberikan edukasi mengenai pentingnya deteksi dini terhadap perilaku anak yang berpotensi negatif. Menurut Rina, upaya ini akan membantu mencegah anak-anak dari terjerumus dalam tindakan yang melanggar hukum.

“Kami akan terus melakukan kampanye tentang pentingnya deteksi dini perilaku anak. Banyak faktor yang mempengaruhi anak-anak terlibat dalam kasus hukum, termasuk pola asuh yang kurang baik serta lingkungan yang tidak mendukung tumbuh kembang mereka,” jelasnya.

Rina menambahkan, KPAD akan berusaha menjangkau lebih banyak sekolah untuk menyampaikan himbauan dan sosialisasi, terutama di lingkungan madrasah. 

"Kerjasama antara semua pihak sangat penting untuk melindungi anak-anak dari tindakan kekerasan dan melanggar hukum. Kami berharap semua sekolah dapat berperan aktif dalam pencegahan ini," pungkas Rina.

Dengan adanya pendampingan dari KPAD dan kerjasama dengan pihak terkait, diharapkan insiden serupa tidak terulang kembali dan anak-anak di Kota Tasikmalaya dapat tumbuh dalam lingkungan yang aman dan mendukung perkembangan mereka.