TASIKMALAYA, NewsTasikmalaya.com – Seorang pelajar di Tasikmalaya tewas diduga menjadi korban penganiayaan oleh gerombolan bermotor di Jalan Letjen Mashudi, Kecamatan Cibeureum, Kota Tasikmalaya.
Kejadian ini terjadi sekira pukul 01.00 WIB pada Minggu (22/9/2024). Sementara itu, seorang temannya mengalami luka-luka dan kini tengah mendapatkan perawatan.
Berdasarkan keterangan saksi di sekitar lokasi kejadian, Ai Hepi (36), bahwa kejadian tersebut berlangsung singkat. Para pelaku menggeber knalpot. Setidaknya ada tiga sepeda motor saat kejadian.
"Awal kejadian, pertamanya banyak motor seperti geng motor, menggeber knalpot. Datang lagi motor beda lagi. Mungkin ada tiga motor," kata Ai.
"Gak lama kedengaran bruk gitu. Gak tahu dilempar gak tahu dipukulin. Terus, gak lama ada yang bilang, udah-udah pulang gitu. Itu sekitar jam 1-an," sambung dia.
Ai mengaku gak melihat secara jelas dan hanya mengintip dari lobang-lobang kecil dinding warungnya.
"Gak ngelihat ke sana, cuma dari sini lihat dari lobang-lobang ngelihat. Cuma sudah pada bubar yang banyaknya. Cuma ada korban sama temannya masih ada di tempat," ucapnya.
Menurut Ai, korban merupakan warga sekitar yang tak jauh dari lokasi kejadian dugaan penganiayaan yang diduga dilakukan oleh geng motor.
"Korban deket orang sini. Korban kelas dua tsanawiyah. Saya juga kenal korbannya, sering belanja ke sini, beli singkong atau pepaya," ungkapnya.
Ia menyampaikan, para pengendara sepeda motor yang menggeber knalpotnya dan diduga melakukan penganiayaan terhadap korban masih berusia remaja. "Anak muda, masih SMP-SMA, masih ABG-lah," ujarnya.
Ai menambahkan, Jalan Letjen Mashudi merupakan jalur rawan maling dan aksi kejahatan jalanan lainnya seperti berandalan bermotor. Kondisi jalan juga kurang penerangan.
"Dulu mah sering, sudah ada beberapa bulan gak ada, baru sekarang kejadian lagi. Gelap di sini mah, rawan maling juga geng motor jalur sini mah," tambah dia.
Korban dugaan penganiayaan diketahui berinisial GGMS (14) warga Kampung Negla, Kelurahan Setiajaya, Kecamatan Cibeureum, Kota Tasikmalaya.
Menurut keterangan tetangga korban, Herdiana, korban pulang dari Dadaha bersama temannya satu motor. Ia awalnya mengira bahwa korban mengalami kecelakaan lalu lintas.
"Bapaknya (korban) ngomong ke saya, pak tolong bantuin saya. Anaknya kecelakaan. Saya pikir tabrakan, padahal enggak. Kejadiannya jam satu malam," kata Herdiana.
Ia menyebut, bahwa korban mengalami luka di bagian kepala. "Lukanya hanya bagian ini (kepala) doang, hancur. Ke bawah utuh gak apa-apa. Bajunya gak kotor, celananya gak kotor. Korban naik motor. Kalau yang meninggal itu yang bawa. Kalau yang dibonceng luka-luka di wajah," jelasnya.
Herdiana menambahkan, korban dijemput temannya untuk bermain ke wilayah Cikurubuk dan Dadaha.
"Temannya yang jemput ke sini. Rencananya mau pulang ke sini putar arah. Kecelakaan di situ. Korban mau pulang ke rumah dari Dadaha. Main, dari Cikurubuk ke Dadaha pulang lewat Perum Batara, Gunung Roay, keluar sini Gunung Tani," tambah dia.
Kasus dugaan penganiayaan yang mengakibatkan seorang pelajar di Tasikmalaya meninggal dunia ini kini masih dalam penyelidikan pihak kepolisian.