TASIKMALAYA, NewsTasikmalaya.com - GG (14), seorang pelajar kelas 2 Madrasah Tsanawiyah (MTs) yang ditemukan tewas di Jalan Raya Letjen Mashudi, Kecamatan Cibeureum, Kota Tasikmalaya pada Minggu (22/9/2024) kemarin, ternyata merupakan seorang atlet sepak bola berbakat.
Sejak kecil, GG telah aktif bermain sepak bola dan bergabung dengan Sekolah Sepak Bola (SSB) Putra Junior selama tujuh tahun.
Keluarga korban, terutama ayahnya, Eris Heri Wahyudi, sangat terpukul dengan kejadian ini. Saat diwawancarai pada Senin (23/9/2024), Eris mengenang perjalanan anak kesayangannya di dunia sepak bola.
"Sejak kelas 2 SD, dia sudah mulai bermain. Dia sangat menyukai sepak bola dan tak pernah pindah dari SSB Putra Junior," kata Eris, saat ditemui di rumahnya.
Selama tujuh tahun, GG sering mengikuti kejuaraan di dalam dan luar Kota Tasikmalaya. GG bahkan dikenal baik di lingkungan sepak bola, terutama di tim Persikotas Kota Tasikmalaya U14, di mana dia bermain sebagai bek.
"Sudah tujuh tahun lalu, anak saya sering ikutan kejuaraan di berbagai daerah di luar Kota Tasikmalaya. Apalagi, anak saya juga kan ikut di Persikotas U14 posisinya sebagai bek," ucap Eris.
Eris menambahkan bahwa GG adalah anak yang kuat dan tidak pernah mengalami cedera serius selama bermain. Bahkan, eris menceritakan purtranya pernah mengikuti seleksi Persik Kediri, tetapi tak lolos karena ada kendala dalam syarat administrasi.
"Dia selalu berusaha keras dan memiliki semangat yang tinggi. Meskipun sempat seleksi untuk bergabung dengan Persik Kediri, dia tidak terpilih karena persaingan yang ketat. Tetapi, kami selalu mendukungnya, dan dia memiliki impian besar di dunia sepak bola," ujarnya.
Sebagai orang tua, Eris sangat menjaga anaknya dari pengaruh negatif. Semasa pendidikan di sekolah dan di dunia persepak bolaan, GG tak diberikan ponsel, guna mencegah dari pergaulan yang negatif. Kalau pun, GG memerlukan ponsel untuk keperluan sekolah, selalu dipinjamkan ponsel neneknya.
"Saya tidak pernah memberinya ponsel karena ingin melindunginya dari pergaulan bebas. Selama ini, GG tinggal bersama neneknya, dan jika ada keperluan, dia hanya meminjam ponsel neneknya," tambah Eris.
Sebelumnya, kematian GG memgegerkan warga. Diduga GG merupakan korban penganiayaan oleh geng motor.
Kapolsek Cibeureum, AKP Nurrozi, menyatakan bahwa pihaknya masih menyelidiki penyebab pasti kematian korban. "Kami belum bisa menyimpulkan apakah ini kecelakaan lalu lintas atau penganiayaan," ujarnya.
Saat kejadian, GG diketahui membonceng temannya yang juga terluka.
"Teman korban masih dirawat dan belum bisa dimintai keterangan," tambah Nurrozi.
Saksi mata, Ai Evi, mendengar suara bising dari geng motor sebelum mendapati dua remaja tergeletak.
"Suara benturan terdengar jelas, saya kenal korban karena sering membeli di kios saya," ungkap Evi.
Tetangga korban, Herdiana, yang membantu membawa GG ke rumah sakit, menceritakan luka serius di kepala korban. "Dia sempat bermain di Dadaha sebelum kejadian," jelasnya.
Pihak kepolisian terus menyelidiki untuk mengungkap kronologi kejadian dan menangkap pelaku yang terlibat.