Ikuti Kami :

Disarankan:

Senyum Sutiah Sunyoto, Tunaikan Ibadah Haji di Usia 107 Tahun, Keteguhan Hati Menembus Batas Usia

Senin, 23 Juni 2025 | 23:37 WIB
Senyum Sutiah Sunyoto, Tunaikan Ibadah Haji di Usia 107 Tahun, Keteguhan Hati Menembus Batas Usia
Senyum Sutiah Sunyoto, Tunaikan Ibadah Haji di Usia 107 Tahun, Keteguhan Hati Menembus Batas Usia. Foto: Istimewa/Kemanag RI

Suasana haru menyelimuti Paviliun Terminal Haji Bandara King Abdul Aziz, Jeddah, jelang kepulangan jemaah haji ke Indonesia. Di tengah rombongan jemaah asal Lampung dari Kloter JKG-19, tampak sosok lansia duduk tenang dikelilingi sejumlah petugas yang mendampinginya dengan penuh penghormatan. Dialah Sutiah Sunyoto, jemaah haji tertua tahun ini, yang telah menginjak usia 107 tahun.

JEDDAH, NewsTasikmalaya.com – Suasana haru menyelimuti Paviliun Terminal Haji Bandara King Abdul Aziz, Jeddah, jelang kepulangan jemaah haji ke Indonesia. Di tengah rombongan jemaah asal Lampung dari Kloter JKG-19, tampak sosok lansia duduk tenang dikelilingi sejumlah petugas yang mendampinginya dengan penuh penghormatan. Dialah Sutiah Sunyoto, jemaah haji tertua tahun ini, yang telah menginjak usia 107 tahun.

Meski tanpa didampingi keluarga, nenek yang berasal dari Provinsi Lampung ini sukses menunaikan seluruh rangkaian ibadah haji. Ia bahkan mengikuti program Safari Wukuf Khusus tanpa dipungut biaya. Keikutsertaannya dalam ibadah haji tahun 2025 bukan hanya menjadi catatan langka, tetapi juga inspirasi tentang kekuatan niat dan keteguhan jiwa.

Ketegaran Seorang Ibu dan Nenek 25 Cucu

Sutiah adalah ibu dari sembilan anak dan nenek dari 25 cucu. Meski telah melewati lebih dari satu abad kehidupan, semangatnya dalam menjalani ibadah suci tidak tergoyahkan. Di tengah kondisi fisiknya yang sudah lanjut usia, tak sedikit pun tampak keluhan atau kelelahan. Yang terpancar justru ketenangan dan keikhlasan.

"Alhamdulillah, saya sangat bersyukur. Semua proses ibadah berjalan lancar dan banyak dibantu oleh para petugas," ucap Sutiah, dikutip dari laman Kemenag RI, Senin (23/6/2025).

Ketua Tim Monitoring dan Evaluasi Penyelenggaraan Haji, Saiful Mujab, menyempatkan diri untuk menyapa Sutiah secara langsung. Dalam percakapan yang berlangsung dalam bahasa Jawa, Saiful memberikan doa dan apresiasi atas keteguhan hati Sutiah. "Semoga ibu menjadi haji mabrur ya bu," ujar Saiful.

Ia juga meminta doa balasan agar para petugas haji senantiasa diberikan kesehatan dan kekuatan dalam menjalankan tugas melayani tamu Allah. "Mohon doanya juga ya bu, untuk kami para petugas agar selalu diberi kesehatan agar bisa terus membantu jemaah dengan baik," tambah Saiful, yang juga menjabat sebagai Kepala Kantor Wilayah Kemenag Provinsi Jawa Tengah.

Lebih dari Sekadar Perjalanan Spiritual

Bagi Sutiah, perjalanan ini bukan sekadar ritual keagamaan. Ia menjalani proses haji sebagai wujud ketundukan total kepada Sang Khalik, dan sebagai warisan spiritual bagi anak-cucunya.

Apa yang dilakukan Sutiah menjadi bukti bahwa ibadah tak mengenal usia. Niat yang kuat, hati yang ikhlas, dan bantuan dari sesama bisa menjembatani berbagai keterbatasan fisik. Bahkan di usia lebih dari satu abad, Sutiah tidak sekadar hadir di Tanah Suci ia menunaikan haji dengan sepenuh jiwa.

Setelah menyapa Sutiah dan rombongan JKG-19, Saiful Mujab melanjutkan kunjungannya ke kloter SOC-19 asal Kabupaten Pemalang. Namun sosok Sutiah tetap menjadi sorotan bukan karena usia semata, tetapi karena kisahnya menyentuh relung kemanusiaan siapa pun yang mendengarnya.

Sutiah pulang ke Indonesia bukan hanya membawa oleh-oleh rohani dari Tanah Suci. Ia membawa pesan kuat bagi bangsa ini, bahwa semangat, kesabaran, dan keikhlasan adalah kunci menembus keterbatasan. Ia mengajarkan bahwa haji bukan sekadar perjalanan ke Mekah dan Madinah, tapi perjalanan ke dalam hati yang paling dalam.

Sutiah Sunyoto bukan hanya jemaah haji tertua. Ia adalah simbol kekuatan niat dan ketulusan yang menembus usia, menjadi teladan bagi generasi mana pun.

 

 

Senyum Sutiah Sunyoto, Tunaikan Ibadah Haji di Usia 107 Tahun, Keteguhan Hati Menembus Batas Usia

 

JEDDAH, NewsTasikmalaya.com – Suasana haru menyelimuti Paviliun Terminal Haji Bandara King Abdul Aziz, Jeddah, jelang kepulangan jemaah haji ke Indonesia. Di tengah rombongan jemaah asal Lampung dari Kloter JKG-19, tampak sosok lansia duduk tenang dikelilingi sejumlah petugas yang mendampinginya dengan penuh penghormatan. Dialah Sutiah Sunyoto, jemaah haji tertua tahun ini, yang telah menginjak usia 107 tahun.

Meski tanpa didampingi keluarga, nenek yang berasal dari Provinsi Lampung ini sukses menunaikan seluruh rangkaian ibadah haji. Ia bahkan mengikuti program Safari Wukuf Khusus tanpa dipungut biaya. Keikutsertaannya dalam ibadah haji tahun 2025 bukan hanya menjadi catatan langka, tetapi juga inspirasi tentang kekuatan niat dan keteguhan jiwa.

Ketegaran Seorang Ibu dan Nenek 25 Cucu

Sutiah adalah ibu dari sembilan anak dan nenek dari 25 cucu. Meski telah melewati lebih dari satu abad kehidupan, semangatnya dalam menjalani ibadah suci tidak tergoyahkan. Di tengah kondisi fisiknya yang sudah lanjut usia, tak sedikit pun tampak keluhan atau kelelahan. Yang terpancar justru ketenangan dan keikhlasan.

"Alhamdulillah, saya sangat bersyukur. Semua proses ibadah berjalan lancar dan banyak dibantu oleh para petugas," ucap Sutiah, dikutip dari laman Kemenag RI, Senin (23/6/2025).

Ketua Tim Monitoring dan Evaluasi Penyelenggaraan Haji, Saiful Mujab, menyempatkan diri untuk menyapa Sutiah secara langsung. Dalam percakapan yang berlangsung dalam bahasa Jawa, Saiful memberikan doa dan apresiasi atas keteguhan hati Sutiah. "Semoga ibu menjadi haji mabrur ya bu," ujar Saiful.

Ia juga meminta doa balasan agar para petugas haji senantiasa diberikan kesehatan dan kekuatan dalam menjalankan tugas melayani tamu Allah. "Mohon doanya juga ya bu, untuk kami para petugas agar selalu diberi kesehatan agar bisa terus membantu jemaah dengan baik," tambah Saiful, yang juga menjabat sebagai Kepala Kantor Wilayah Kemenag Provinsi Jawa Tengah.

Lebih dari Sekadar Perjalanan Spiritual

Bagi Sutiah, perjalanan ini bukan sekadar ritual keagamaan. Ia menjalani proses haji sebagai wujud ketundukan total kepada Sang Khalik, dan sebagai warisan spiritual bagi anak-cucunya.

Apa yang dilakukan Sutiah menjadi bukti bahwa ibadah tak mengenal usia. Niat yang kuat, hati yang ikhlas, dan bantuan dari sesama bisa menjembatani berbagai keterbatasan fisik. Bahkan di usia lebih dari satu abad, Sutiah tidak sekadar hadir di Tanah Suci ia menunaikan haji dengan sepenuh jiwa.

Setelah menyapa Sutiah dan rombongan JKG-19, Saiful Mujab melanjutkan kunjungannya ke kloter SOC-19 asal Kabupaten Pemalang. Namun sosok Sutiah tetap menjadi sorotan bukan karena usia semata, tetapi karena kisahnya menyentuh relung kemanusiaan siapa pun yang mendengarnya.

Sutiah pulang ke Indonesia bukan hanya membawa oleh-oleh rohani dari Tanah Suci. Ia membawa pesan kuat bagi bangsa ini, bahwa semangat, kesabaran, dan keikhlasan adalah kunci menembus keterbatasan. Ia mengajarkan bahwa haji bukan sekadar perjalanan ke Mekah dan Madinah, tapi perjalanan ke dalam hati yang paling dalam.

Sutiah Sunyoto bukan hanya jemaah haji tertua. Ia adalah simbol kekuatan niat dan ketulusan yang menembus usia, menjadi teladan bagi generasi mana pun.

 

Editor
Link Disalin