TASIKMALAYA, NewsTasikmalaya.com - SMA Pasundan 2 Tasikmalaya, sekolah swasta yang telah berdiri sejak tahun 1986, kini menghadapi tantangan besar dalam mempertahankan eksistensinya. Pada Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ajaran 2025–2026, sekolah yang berlokasi di Jalan Liunggunung, Kecamatan Indihiang ini, baru menerima enam calon siswa.
Kepala SMA Pasundan 2 Tasikmalaya, Darusman, mengungkapkan bahwa menurunnya minat pendaftar terjadi sejak diberlakukannya sistem zonasi. Kondisi ini membuat sekolah swasta yang dulunya menjadi pilihan utama, kini kurang diminati.
"Saat ini baru ada enam calon siswa yang baru mendaftar. Karena memang penurunan ini sejak ada zonasi, bahkan orang Sukarindik pasti ke SMA Negeri 2, karena kita dikelilingi sekolah negeri," kata Darusman saat ditemui di sekolahnya, Senin (7/7/2025) pagi.
Ia juga memaparkan kondisi bangunan sekolah yang memprihatinkan. Dari total 22 ruangan yang ada di lahan seluas satu hektar, hanya dua ruang kelas yang masih layak digunakan.
"Ini luasnya 1 hektar, dari total 22 ruangan, yang layak tinggal 2 ruang kelas," ucapnya.
Selain tantangan dari sisi fasilitas, Darusman menyoroti kebijakan kapasitas kelas yang dinilai menyulitkan sekolah swasta.
"Apalagi sekarang adanya kebijakan 50 orang per kelas. Ini sangat berat, kecuali yang memang boarding school," ungkapnya.
Darusman mengenang masa kejayaan SMA Pasundan 2 yang pernah menjadi primadona dan memiliki basis siswa dari berbagai wilayah di Kabupaten Tasikmalaya. Namun, kini banyaknya sekolah negeri dan swasta di tiap kecamatan membuat persaingan semakin ketat.
"Dulu basis SMA Pasundan 2 basisnya ada dari Rajapolah, Cisayong, dan Ciawi. Tapi sekarang di Kabupaten sudah banyak SMA dan SMK setiap kecamatannya," terang dia.
Meski menghadapi penurunan jumlah siswa setiap tahunnya, Darusman tetap menyimpan harapan agar sekolah ini bisa terus bertahan. Ia juga mengajak alumni dan semua pihak untuk bersama-sama menjaga keberlangsungan sekolah.
"Kami meminta kepada alumni terutama yang dekat pasundan, agar tetap eksis. Dan kita bersama guru tetap terus ikhtiar serta harus tetap berlanjut sekolah kita," pungkasnya.