TASIKMALAYA, NewsTasikmalaya.com – Bupati Tasikmalaya, Cecep Nurul Yakin, bersama unsur Forkopimda melakukan peninjauan langsung ke lokasi bencana tanah longsor di Kampung Ciomas, Desa Tenjowaringin, Kecamatan Salawu, Rabu (2/7/2025) pagi.
Longsor tersebut terjadi pada Minggu (29/6/2025) menyebabkan dua warga, Acu dan Amin, tertimbun material tanah. Hingga hari keempat pascakejadian, proses pencarian masih terus dilakukan oleh tim SAR gabungan, meskipun menghadapi medan yang berat dan cuaca yang tidak menentu.
Usai meninjau lokasi, Bupati Cecep menegaskan bahwa pencarian korban akan dimaksimalkan selama tujuh hari, sesuai dengan prosedur standar Basarnas.
“Mudah-mudahan bisa ditemukan sebelum tujuh hari. Namun, jika tujuh hari belum ditemukan, nanti kita akan konsolidasi dan berkumpul dengan keluarga untuk menyampaikan segala kemungkinan pada hari ketujuh tersebut,” ujar Cecep.
Ia juga menyampaikan rasa belasungkawa kepada keluarga korban, serta menyatakan bahwa pemerintah daerah akan memberikan perhatian terhadap kebutuhan keluarga yang ditinggalkan.
“Saya sampaikan terima kasih kepada seluruh petugas gabungan yang telah membantu proses pencarian ini, dan masyarakat yang terlibat. Untuk keluarga saya sampaikan turut berduka cita. Semoga almarhum yang sudah wafat Allah terima amal baiknya, dan diampuni segala khilafnya,” ungkapnya.
Bupati menjelaskan, medan pencarian yang ekstrem menjadi kendala utama. Lokasi longsor berada di kawasan curam dengan akses jalan yang sempit, sehingga alat berat tidak bisa digunakan. Proses pencarian hanya dilakukan dengan alat manual, seperti cangkul, alkon, dan selang air.
“Pertama, memang lokasinya sangat curam, jalannya juga kecil, kita tidak bisa memasukkan alat berat. Maka, pencarian dilakukan dengan alat manual. Ini sangat-sangat terbatas sekali,” jelas Cecep.
Ia juga menyebut bahwa efektifitas pencarian hanya dapat dilakukan sekitar tujuh jam per hari, mengingat faktor cuaca yang sering berubah.
Dalam kesempatan itu, Cecep menyoroti pentingnya upaya mitigasi bencana di kawasan rawan longsor. Menurutnya, perlu ada pendekatan ekologis melalui penanaman pohon yang memiliki akar kuat untuk menjaga struktur tanah.
“Ini kan sebenarnya kawasan resapan. Harusnya kawasan ini ditanami pohon-pohon dengan akar kuat agar mencengkeram tanah. Tasik ini banyak daerah seperti itu, termasuk Salawu,” ujarnya.
Ia juga menyarankan agar masyarakat setempat tidak hanya bergantung pada pertanian padi, melainkan mulai membudidayakan komoditas lain seperti aren, pala, kemiri, dan kopi yang lebih cocok untuk daerah perbukitan.
“Salawu juga harus punya komoditas pertanian, tapi jangan padi. Di sini cocoknya ditanam aren, pala, kemiri, kopi, dan lain-lain,” pesannya.
Selain itu, Bupati juga mengungkapkan kekhawatirannya terhadap keberadaan tower SUTET yang letaknya hanya sekitar 22 meter dari titik retakan tanah di lokasi longsor. Ia menyatakan akan segera berkoordinasi dengan PLN.
“Tadi sudah disampaikan Basarnas bahwa mereka sudah koordinasi dengan PLN. Karena dari tegakan SUTET ke lokasi retakan itu hanya 22 meter. Ini harus segera disikapi, dan hari ini juga saya akan ke PLN,” tandasnya.