Ikuti Kami :

Disarankan:

Wayang Golek dan Cerminan Politik Kekinian: Ketika Tokoh Tradisi Bicara Soal Kepemimpinan

Kamis, 24 April 2025 | 09:32 WIB
Wayang Golek dan Cerminan Politik Kekinian: Ketika Tokoh Tradisi Bicara Soal Kepemimpinan
Wayang Golek dan Cerminan Politik Kekinian: Ketika Tokoh Tradisi Bicara Soal Kepemimpinan. Foto: Tangkapan Layar

Di balik layar pertunjukan Wayang Golek yang digandrungi masyarakat Sunda, tersimpan pesan mendalam yang tak hanya soal hiburan.

TASIKMALAYA, NewsTasikmalaya.com – Di balik layar pertunjukan Wayang Golek yang digandrungi masyarakat Sunda, tersimpan pesan mendalam yang tak hanya soal hiburan. Seni warisan leluhur ini ternyata menyimpan cermin tajam bagi kehidupan politik modern.

Wayang Golek, yang mulai berkembang di Tatar Sunda sejak abad ke-16, bukan sekadar pertunjukan boneka kayu. Ia adalah media dakwah, alat pendidikan, sekaligus kritik sosial yang diselipkan dalam kisah epik pewayangan seperti Mahabharata dan Ramayana. Para wali terdahulu, termasuk Sunan Kudus, menjadikan wayang sebagai sarana menyampaikan ajaran Islam melalui pendekatan budaya lokal.

Menariknya, karakter-karakter dalam wayang seolah tak lekang oleh zaman. Mereka terus hidup dalam konteks kekinian, bahkan seringkali dijadikan simbol dalam dunia politik.

Contohnya Semar, tokoh punakawan yang rendah hati dan penuh kebijaksanaan, kerap diibaratkan sebagai gambaran pemimpin ideal: membumi, melayani, dan tak silau kekuasaan. Sementara tokoh antagonis seperti Rahwana ambisius, otoriter, dan manipulatif seringkali muncul dalam narasi untuk mengkritik kepemimpinan yang zalim.

“Wayang adalah bahasa simbolik. Dalam satu tokoh, kita bisa membaca karakter dan sikap pemimpin hari ini,” ungkap seorang budayawan lokal dalam diskusi budaya baru-baru ini.

Tak hanya sebagai pertunjukan tradisi, Wayang Golek terbukti menjadi media komunikasi sosial yang tajam. Ia mampu membingkai kondisi masyarakat dan pemimpinnya tanpa perlu bicara gamblang.

Meskipun zaman terus berubah dan teknologi kian mendominasi, eksistensi Wayang Golek tetap relevan. Ia hadir bukan hanya sebagai pelestarian budaya, tetapi juga sebagai pengingat bahwa dalam setiap cerita, ada pelajaran kepemimpinan, tanggung jawab, dan integritas yang harus terus dijaga.

Editor
Link Disalin