TASIKMALAYA, NewsTasikmalaya.com – Sejak awal Ramadan 2025, enam warga Tasikmalaya ditemukan tewas akibat gantung diri di berbagai lokasi. Fenomena ini memunculkan kekhawatiran di masyarakat, terutama karena kasus-kasus tersebut terjadi dalam rentang waktu yang berdekatan.
Kasus Pertama: Lansia di Cineam Ditemukan Gantung Diri (10 Maret 2025)
Kasus pertama terjadi pada Senin (10/3/2025) di Kampung Sukagalih, Desa Cineam, Kecamatan Cineam, Kabupaten Tasikmalaya. Seorang pria berinisial Y (65) ditemukan tergantung di kusen pintu belakang rumahnya. Peristiwa ini pertama kali diketahui oleh anak korban yang langsung memberi tahu ibunya.
Diduga, korban mengalami depresi akibat penyakit yang tak kunjung sembuh serta masalah ekonomi. Warga yang berusaha menolongnya tidak berhasil karena korban telah meninggal.
Kasus Kedua: Buruh Pabrik Tempe di Karangnunggal Bunuh Diri (12 Maret 2025)
Pada Rabu (12/3/2025) sekitar pukul 19.20 WIB, seorang buruh pabrik tempe berinisial JS (35) ditemukan tewas tergantung di musala dekat tempat produksinya di Kampung Rahayu, Desa/Kecamatan Karangnunggal, Kabupaten Tasikmalaya.
Korban pertama kali ditemukan oleh adiknya, Opik, yang hendak mengambil tempe. Setelah melihat motor korban terparkir dan tak kunjung mendapat jawaban saat memanggilnya, Opik akhirnya menemukan kakaknya tergantung.
Penyelidikan awal mengarah pada dugaan bahwa korban mengalami tekanan akibat lilitan utang yang sulit ia atasi.
Kasus Ketiga: Pemuda 21 Tahun Gantung Diri di Bantarkalong (13 Maret 2025 Pagi)
Keesokan harinya, Kamis (13/3/2025) sekitar pukul 05.30 WIB, seorang pemuda berinisial YAS (21) ditemukan tewas tergantung di dahan pohon manggis di depan rumahnya di Kampung Cisuren, Desa Simpang, Kecamatan Bantarkalong, Kabupaten Tasikmalaya.
Peristiwa ini pertama kali diketahui oleh nenek korban yang hendak keluar rumah usai sahur. Dugaan sementara, korban mengalami tekanan emosional akibat masalah asmara dan kecanduan ponsel.
Kasus Keempat: Pria 26 Tahun Ditemukan Gantung Diri di Kontrakan (13 Maret 2025 Siang)
Masih di hari yang sama, seorang pria berinisial RM (26) ditemukan tewas tergantung di kamar mandi kontrakannya di Jalan Bantar, Kelurahan Bantarsari, Kecamatan Bungursari, Kota Tasikmalaya.
Istri korban yang khawatir karena suaminya tak merespons panggilan telepon meminta bantuan kakak korban untuk mencongkel jendela. Saat itulah mereka menemukan RM sudah dalam keadaan tergantung.
Kasus Kelima: Pria 57 Tahun Ditemukan Gantung Diri di Cisayong (21 Maret 2025 Pagi)
Sepekan menjelang Idulfitri, dua kasus gantung diri kembali terjadi pada hari yang sama di lokasi berbeda. Kejadian pertama menimpa pria berinisial W (57), warga Kampung Cibodas Pasar, Desa Mekarwangi, Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya.
Korban ditemukan dalam keadaan tergantung di sebuah rumah kosong dekat kediamannya setelah sempat keluar rumah sekitar pukul 02.00 WIB. Pencarian yang dilakukan keluarga akhirnya menemukan korban tewas usai sahur.
Menurut keterangan keluarga, korban sering mengeluhkan sakit kepala akibat vertigo yang dideritanya selama dua tahun terakhir.
Kasus Keenam: Pemuda 25 Tahun Gantung Diri di Mess Pegawai (21 Maret 2025 Sore)
Di hari yang sama, seorang pemuda berinisial Y (25) ditemukan tewas gantung diri di mess tempatnya bekerja di Kampung Babakan Selakaso, Kelurahan Cilembang, Kecamatan Cihideung, Kota Tasikmalaya.
Korban yang berasal dari Gunungtanjung, Kabupaten Tasikmalaya, terakhir terlihat masih bekerja dan mengantarkan barang sebelum akhirnya ditemukan tergantung di tangga mess pegawai.
Karena pintu dalam keadaan terkunci, polisi dan warga terpaksa mendobraknya menggunakan linggis untuk masuk ke lokasi kejadian. Polisi masih menyelidiki motif korban, sementara jasadnya dievakuasi ke RSUD dr. Soekardjo Tasikmalaya.
Fenomena yang Mengkhawatirkan
Peningkatan kasus bunuh diri menjelang Idulfitri ini menjadi perhatian berbagai pihak. Tekanan ekonomi, masalah kesehatan, hingga konflik pribadi diduga menjadi faktor utama di balik peristiwa tragis ini.
Pihak kepolisian dan instansi terkait mengimbau masyarakat untuk lebih peduli terhadap kondisi mental orang-orang di sekitar mereka serta mencari bantuan profesional jika mengalami tekanan berat.