CIAMIS, NewsTasikmalaya.com – Setelah Idul Fitri 2025, harga ayam broiler (BR) hidup di tingkat peternak Kabupaten Ciamis mengalami penurunan. Kini, harga hanya berada dikisaran Rp11 ribu hingga Rp12 ribu per kilogram, jauh di bawah biaya pokok produksi (BEP).
Menurut H. Komar, peternak asal Desa Talagasari, Kawali, harga tersebut membuat peternak mandiri maupun perusahaan terintegrasi merugi. Ia menyebutkan, BEP ayam BR mandiri berkisar antara Rp19 ribu hingga Rp20 ribu per kg, sementara peternak terintegrasi dikisaran Rp16 ribu – Rp17 ribu per kg.
“Dengan harga saat ini, kami benar-benar tertekan. Tidak ada margin sama sekali, bahkan merugi,” ujar H. Komat, Minggu (20/4/2025).
Komar mengungkapkan bahwa anjloknya harga disebabkan oleh kelebihan pasokan (over supply) usai lebaran. Banyak perusahaan besar yang memiliki cold storage membanjiri pasar dengan daging beku, sehingga mengurangi permintaan ayam hidup dari peternak. Alhasil, stok ayam di kandang menumpuk dan tidak terserap pasar.
“Menjelang lebaran, banyak perusahaan mengeluarkan stok lama dari freezer. Ini membuat ayam hidup di kandang kami tertunda pemasarannya,” tuturnya.
Fenomena ini tidak hanya menimpa ayam broiler, tetapi juga ayam pejantan (layer jantan). Harga ayam pejantan sempat mencapai Rp33 ribu – Rp324 ribu per kg sebelum lebaran, tetapi kini turun menjadi Rp29 ribu per kg.
“Penurunan harga pejantan tidak sedalam broiler. Setidaknya, dengan harga Rp29 ribu per kg, kami masih bisa menutupi biaya produksi,” tambah Komar yang juga pemilik Kawali Poultry Shop.
Sementara itu, Sekretaris Perkumpulan Peternak Ayam Priangan (P2AP), H. Kuswara Suwarman, menjelaskan bahwa ketidakseimbangan antara pasokan dan permintaan menjadi penyebab utama anjloknya harga ayam BR di wilayah Priangan, termasuk Ciamis, Banjar, dan Tasikmalaya.
“Stok ayam terlalu banyak, sedangkan daya serap pasar menurun. Akibatnya, harga jatuh bebas,” katanya.
Berdasarkan data dari Pinsar, harga ayam hidup di tingkat peternak sempat berada di Rp16 ribu – Rp17.500 per kg pada awal April 2025. Namun, dalam beberapa hari harga terus melorot hingga akhirnya bertahan di level Rp11 ribu – Rp 12 ribu per kg sepanjang minggu terakhir.