Ikuti Kami :

Disarankan:

Kisah Tragis Otong Dodi, Lansia yang Hidup di Gubuk Kardus di Kota Banjar

Selasa, 04 Maret 2025 | 11:47 WIB
Watermark
Kisah Tragis Otong Dodi, Lansia yang Hidup di Gubuk Kardus di Kota Banjar. Foto: NewsTasikmalaya.com/Martin

Otong Dodi, seorang pria lanjut usia (lansia) berusia 58 tahun asal Kota Banjar, Jawa Barat, kini hidup dalam penderitaan yang tak terperikan.

BANJAR, NewsTasikmalaya.com – Otong Dodi, seorang pria lanjut usia (lansia) berusia 58 tahun asal Kota Banjar, Jawa Barat, kini hidup dalam penderitaan yang tak terperikan. 

Ditinggalkan keluarganya, Otong menjalani hari-hari sendirian dalam sebuah gubuk sempit yang terbuat dari kain dan kardus. Gubuk itu menempel di sebuah bengkel motor yang sudah lama tutup, terletak di Jalan Pataruman, Kota Banjar.

Dengan kondisi fisik yang terbatas akibat stroke yang dideritanya, Otong harus berjuang seorang diri melawan kesepian dan keterbatasan. Sebelumnya, Otong tinggal di Dusun Pananjung Barat, Desa Sinartanjung, Pataruman, dan bekerja sebagai tukang ojek. 

Namun, dua tahun lalu, stroke melumpuhkan tubuhnya, menghancurkan kemampuannya untuk bekerja dan akhirnya merenggut kebahagiaan keluarganya. Ia berpisah dengan istrinya dan kini hanya memiliki kenangan akan dua putri yang tidak lagi peduli akan keadaannya.

Rastini, seorang warga setempat, menceritakan betapa menyedihkannya keadaan Otong. Menurutnya, pria itu sering terlihat terpapar panas terik dan hujan, hidup tanpa tempat tinggal yang layak. 

Beberapa kali warga, termasuk Rastini, menawarkan tempat tinggal atau bantuan lainnya, namun Otong menolak dengan alasan tidak ingin merepotkan orang lain. Meski demikian, Rastini tetap mengulurkan bantuan seadanya, memberi makanan dan minuman kepada Otong yang semakin lemah.

“Setiap hari, Otong mengandalkan bantuan dari kami. Saya berusaha merawatnya sebisa saya, karena saya tahu kondisinya sangat memprihatinkan,” ungkap Rastini dengan nada sedih.

Ketua RT setempat, Yayan, mengonfirmasi bahwa keluarga Otong, terutama kedua anak perempuannya, sudah lama tidak peduli dengan keadaan ayah mereka. Bahkan, kedua putri Otong enggan untuk menerima kondisi sang ayah yang kini begitu memprihatinkan.

“Bahkan keluarga terdekatnya pun tidak peduli, anak-anaknya tidak mau menerima keadaan ayahnya yang seperti ini,” terang Yayan.

Meskipun warga sudah berupaya membantu sebisanya, masih ada harapan agar pihak pemerintah dan keluarga turut memberikan perhatian lebih. Yayan berharap ada pihak yang bisa memberikan bantuan lebih lanjut, terutama untuk kesejahteraan Otong.

“Kami hanya bisa memberikan bantuan sebatas kemampuan kami, namun kami berharap ada perhatian dari pemerintah untuk membantu Otong,” tambah Yayan.

Menanggapi hal tersebut, Walikota Banjar, Sudarsono, mengatakan bahwa pihaknya akan segera menindaklanjuti kasus ini. Pemerintah berencana untuk berkomunikasi dengan pihak kelurahan setempat guna mencari solusi yang tepat untuk membantu Otong. 

“Kami akan segera turun ke lapangan dan bekerja sama dengan pihak kelurahan untuk mencari solusi bagi Otong,” kata Sudarsono.

Kisah Otong Dodi ini menjadi cerminan betapa pentingnya kepedulian masyarakat dan pemerintah terhadap mereka yang kurang beruntung. Semoga kisahnya bisa menginspirasi perubahan dan perhatian lebih terhadap warga yang membutuhkan uluran tangan.

Editor
Link Disalin