CIAMIS, NewsTasikmalaya.com – Puluhan unit kolam bioflok, teknologi budidaya ikan modern berbasis terpal, yang diberikan sebagai bantuan kepada pesantren di Ciamis kini dalam kondisi terlantar. Bantuan yang berasal dari berbagai pihak, seperti Bank Indonesia (BI) dan Kementerian Agama, tersebar di setidaknya 10 pesantren di Ciamis, termasuk Pondok Pesantren Raudatul Irfan, Elbas Imbanagara, dan Darussalam Cidewa.
Kondisi ini terungkap dalam pertemuan antara Komunitas Pembudidaya Perikanan Ciamis (PPC), Dewan Masjid Indonesia (DMI), dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ciamis di Aula Kantor MUI dan DMI Ciamis, Senin (6/1/2025). Acara ini dihadiri oleh Ketua PPC Hendar Suhendar, Ketua DMI Ciamis Drs. KH Syarif Nurhidayat, dan Ketua Bidang Ekonomi MUI Ciamis Dr. KH Wasdi Ijudin, M.Si.
Wakil Ketua PPC, H. Wahyu, menyampaikan bahwa puluhan kolam bioflok tidak dimanfaatkan sebagaimana mestinya karena berbagai kendala, seperti kurangnya modal dan minimnya tenaga terampil. “Di Ponpes Raudatul Irfan saja ada lima unit bioflok yang terlantar. Data sementara menunjukkan ada sekitar 10 pesantren yang mengalami hal serupa. Pendataan masih terus kami lakukan,” ujar H. Wahyu.
Bioflok, yang memiliki nilai investasi sekitar Rp 15 juta per unit, dirancang untuk efisiensi pakan, lahan, dan waktu budidaya dengan hasil panen maksimal. Jika dimanfaatkan dengan baik, kolam ini dapat meningkatkan keterampilan santri, menyediakan pangan bergizi, dan mendukung ekonomi pesantren serta masyarakat.
Hasil dari pertemuan tersebut adalah kesepakatan antara DMI, MUI, dan PPC untuk berkolaborasi menyelamatkan bioflok yang terlantar. Langkah awal yang disepakati adalah edukasi dan pelatihan budidaya ikan dari hulu ke hilir, termasuk teknik budidaya modern, pengolahan pasca panen, hingga pemasaran hasil perikanan.
Ketua DMI Ciamis, Drs. KH Syarif Nurhidayat, menekankan pentingnya peran DMI dalam memakmurkan umat melalui program-program strategis. “Bukan hanya masjid yang harus dimakmurkan, tapi juga warga di sekitarnya. Salah satu cara adalah melalui budidaya perikanan,” ujarnya.
Ketua Bidang Ekonomi MUI Ciamis, Dr. KH Wasdi, menambahkan bahwa Ciamis memiliki potensi besar dalam sektor perikanan untuk mencapai swasembada pangan dan meningkatkan gizi masyarakat. Namun, pengelolaan yang masih tradisional menghambat perkembangan sektor ini, termasuk di lingkungan pesantren.
“Langkah strategis perlu dilakukan, termasuk kerja sama dengan PPC yang memiliki keahlian teknis dalam budidaya ikan. Fokusnya tidak hanya pada kuantitas, tetapi juga kualitas, terutama di pesantren,” kata KH Wasdi.
Kolaborasi jangka panjang antara DMI, MUI, dan PPC diharapkan dapat memberikan dampak signifikan bagi kemajuan sektor perikanan di Ciamis. Program ini juga diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan umat dan memberikan kontribusi nyata bagi pembangunan daerah.
Dengan langkah ini, pesantren di Ciamis diharapkan mampu memanfaatkan bantuan bioflok secara optimal, sekaligus menjadi pelopor dalam swasembada ikan dan peningkatan ekonomi berbasis komunitas.