TASIKMALAYA, NewsTasikmalaya.com - Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Republik Indonesia, Alfiansyah Bustami yang akrab disapa "Komeng", melakukan kunjungan ke Sekretariat DPD Tani Merdeka Indonesia di Kota Tasikmalaya, tepatnya di Kecamatan Kawalu, pada Rabu (6/11/2024) pagi.
Kunjungan ini bertujuan untuk mendengarkan langsung keluhan dan aspirasi para petani yang ada di wilayah tersebut.
Komeng datang bersama Dewan Pembina Tani Merdeka Indonesia Kota Tasikmalaya, Diky Chandra, dan disambut hangat oleh Ketua DPD Tani Merdeka Indonesia Kota Tasikmalaya, H. Nandang Suryana.
Kehadiran Komeng yang merupakan sosok komedian senior, disambut antusias oleh petani-petani dari sepuluh kecamatan di Kota Tasikmalaya, yang tidak berhenti meneriakkan kata "Uhuyy.....", yang telah identik dengan julukan Komeng selama puluhan tahun.
Para petani mengungkapkan beberapa keluhan utama yang mereka hadapi, di antaranya terkait dengan masalah akses air untuk irigasi lahan pertanian, terutama saat musim tanam. Meskipun sudah ada usulan pembangunan sumur pantek sebagai solusi, hingga saat ini belum ada realisasi dari pemerintah.
Menanggapi hal tersebut, Komeng menegaskan bahwa masalah kurangnya perhatian terhadap kesejahteraan petani di Kota Tasikmalaya perlu segera mendapat perhatian lebih. Ia berkomitmen untuk memperjuangkan stabilitas harga hasil pertanian dan akses air yang lebih memadai bagi para petani.
“Keluhan soal akses air ini sangat krusial. Saya akan berusaha semaksimal mungkin agar masalah ini mendapat perhatian serius dari pemerintah. Saya juga akan segera berkoordinasi dengan Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) dan pihak terkait untuk mencari solusi yang tepat,” ujar Komeng.
Komeng juga menyebutkan pentingnya adanya satu koordinasi yang solid antar kementerian untuk menangani masalah air ini, dan berharap langkah tersebut dapat memberikan dampak positif bagi keberlanjutan sektor pertanian di Kota Tasikmalaya.
Sementara itu, Ketua DPD Tani Merdeka Indonesia Kota Tasikmalaya, H. Nandang Suryana, turut memberikan penjelasan terkait kondisi ekonomi kota tersebut.
Menurut Nandang, Kota Tasikmalaya tergolong salah satu daerah termiskin di Jawa Barat. Salah satu penyebabnya adalah ketidakhadiran regulasi yang mendukung perekonomian lokal, seperti ketergantungan pada produk luar daerah.
“Sebagai contoh, telur yang seharusnya bisa diproduksi di Kota Tasikmalaya justru didatangkan dari Blitar. Uang yang seharusnya berputar di Kota Tasik malah keluar. Regulasi yang ada hanya menguntungkan sebagian kecil pihak, sementara petani dan masyarakat tidak mendapatkan manfaat maksimal,” jelas Nandang.
Ia juga menambahkan bahwa sebagian besar komoditas seperti sayuran, sapi, bahkan ikan tawar yang dikonsumsi warga Kota Tasikmalaya, berasal dari luar daerah, seperti Garut, Lampung, dan Cirata.
“Air merupakan kebutuhan dasar yang sangat penting untuk kelangsungan usaha tani, terutama di wilayah yang rawan kekeringan. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mencari solusi yang tepat agar petani dan masyarakat Kota Tasik bisa lebih sejahtera,” pungkas Nandang.
Dengan harapan adanya perhatian serius dari pemerintah dan pihak terkait, Komeng dan DPD Tani Merdeka Indonesia berharap agar kehidupan petani di Kota Tasikmalaya dapat lebih sejahtera dan berkelanjutan.