TASIKMALAYA, NewsTasikmalaya.com - Sebanyak 263 personel gabungan dikerahkan dalam pencarian dua korban yang masih tertimbun material longsor di Kampung Ciomas, Desa Tenjowaringin, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, Rabu (2/7/2025) pagi.
Jumlah tersebut mencakup tim SAR gabungan serta warga setempat yang ikut membantu pencarian dua korban bernama Acu dan Amin.
“Sesuai terdata 263 kurang lebih dan bisa bertambah ada warga ke lokasi,” kata Kepala Seksi Operasi dan Siaga Kantor SAR Bandung, Mamang Fatmono.
Mamang menyampaikan bahwa proses pencarian dilakukan sesuai prosedur standar operasional (SOP) Basarnas selama tujuh hari, sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2014 tentang Pencarian dan Pertolongan.
“Kami tetap berpatokan pada SOP kami, sesuai amanah UU 29 tahun 2014 tentang pencarian dan pertolongan 7 hari,” ungkapnya.
Ia menambahkan bahwa pihaknya juga menerima informasi dari Bupati Tasikmalaya yang telah menandatangani surat perpanjangan masa pencarian.
“Namun demikian Pak Bupati menyampaikan bahwa sudah ada surat yang TTD selama 14 hari, tapi itu tidak masalah. Bupati mengikuti proses pencarian 7 hari, dan 7 hari lagi untuk masa transisi rehab rekon seperti itu,” tambahnya.
Dalam proses pencarian pagi hari, tim SAR menemukan sejumlah barang milik korban yang sebelumnya belum teridentifikasi.
“Dan untuk hasil sampai hari ini, informasi berseliweran ada cangkul dan sendal jepit dan sebagainya. Namun setelah kami konfirmasi, keluarga korban memang betul itu ada sendal jepit korban. Dan untuk hari ini tadi pagi ditemukan asahan yang diduga milik korban,” jelasnya.
Lebih lanjut, Mamang menjelaskan bahwa hingga saat ini belum tercium aroma dari jasad korban, karena kondisi lokasi yang masih basah dan dialiri air.
“Ceceran barang korban saja, kalau untuk bau belum mencium aroma korban, karena memang ada aliran air dan lokasi masih basah dan gempur. Jadi itu berpengaruh juga terhadap bau dan aroma dari korban,” jelasnya.
Ia juga mengungkapkan bahwa medan yang terjal dan sulit dijangkau membuat proses pencarian berlangsung lambat dan membutuhkan tenaga ekstra.
“Dan kami harus menurunkan Alkot atau penyemprot air yang dibawa dipikul bergantian estafet, serta membutuhkan tenaga cukup banyak untuk melakukan pencarian manual,” pungkasnya.