Layanan Samsat Keliling Kota Tasikmalaya Hari Ini, Jumat, 11 Juli 2025, Cek Jadwal dan Lokasinya
Layanan samsat keliling kembali hadir memberikan kemudahan bagi warga, khususnya yang berdomisili jauh dari pusat pelayanan utama.
Disarankan:
Tatar Galuh Ciamis memiliki kekayaan budaya yang beragam, baik dalam bentuk Warisan Budaya Benda (WBB) maupun Warisan Budaya Tak Benda (WBTB).
CIAMIS, NewsTasikmalaya.com - Tatar Galuh Ciamis memiliki kekayaan budaya yang beragam, baik dalam bentuk Warisan Budaya Benda (WBB) maupun Warisan Budaya Tak Benda (WBTB).
Hal itu dikatakan Pj Bupati Ciamis, Engkus Sutisna ketika menghadiri kegiatan Tradisi Nyangku yang dilaksanakan setiap tahun, di Lapang Borosngora, Desa Panjalu, Ciamis, pada Senin (30/09/2024).
Upacara Nyangku adalah rangkaian prosesi adat penyucian benda-benda pusaka peninggalan Prabu Sanghyang Borosngora, para raja, dan bupati Panjalu juga penerusnya yang tersimpan di Pasucian Bumi Alit, Desa Panjalu, Kecamatan Panjalu, Kabupaten Ciamis, Provinsi Jawa Barat.
"Warisan ini memiliki nilai sejarah dan budaya yang harus dilestarikan, termasuk situs cagar budaya, museum, serta seni tradisional dan kontemporer," katanya.
Adanya warisan tersebut menjadi kebanggaan kita bersama yang harus dikembangkan dan dimanfaatkan dalam berbagai aspek pembangunan, baik fisik maupun Sumber Daya Manusia (SDM). Hal ini sesuai amanat Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan.
"Salah satu wujud kekayaan budaya ini adalah penyelenggaraan upacara adat sakral Nyangku, yang memiliki nilai filosofis tinggi dalam memperkuat jati diri serta melestarikan tradisi lokal," jelas Engkus.
Menurut Engkus, Nyangku menjadi wadah untuk mengekspresikan ide dan karya seni tradisional maupun kontemporer, sekaligus mencerminkan kearifan lokal di Kabupaten Ciamis.
“Alhamdulillah, tahun ini upacara Nyangku dapat dilaksanakan dengan baik dan meriah, tetap memprioritaskan kesehatan serta menjaga silaturahmi di antara warga Tatar Galuh yang mencintai budayanya,” tambahnya.
Engkus juga berharap pelaksanaan tradisi Nyangku terus menumbuhkan rasa memiliki dan bangga terhadap kebudayaan lokal sebagai bagian dari budaya nasional.
"Atas nama pribadi dan Pemerintah Kabupaten Ciamis kami memberikan apresiasi tinggi kepada semua pihak yang mendukung acara ini. Semoga segala amal baik dan pengabdian mendapat balasan dari Allah SWT,” ungkapnya.
Sementara itu Pemangku Adat Rd. Agus Gunawan Cakradinata, atau yang lebih dikenal sebagai Kang Awuh, menjelaskan bahwa tradisi Nyangku memiliki akar kuat dalam sejarah dan budaya masyarakat Panjalu. Nyangku berasal dari bahasa Arab "Nyangko," yang berarti membersihkan.
"Tradisi ini bertujuan untuk membersihkan benda-benda pusaka bersejarah, salah satunya adalah pedang peninggalan Sayidina Ali," ucapnya.
Menurut Kang Awuh, Prabu Boros Ngora, seorang tokoh penting dalam sejarah Panjalu, menerima pedang ini sebagai cenderamata saat belajar Islam langsung dari Sayidina Ali di Mekkah.
“Selain pedang, ada juga tiga cenderamata lainnya, yakni kain ihram, kain sorban, dan seperangkat pakaian,” ujar Kang Awuh.
Puncak acara Nyangku ditandai dengan pencucian pedang, yang berlangsung pada hari pelaksanaan. Namun pada hari ini dikarenakan masih ada waktu, selain pedang, benda pusaka lain seperti Stok Komando, Pedang Emas, Keris Emas, dan keris Niscala Wastu Kencana, simbol kebesaran Pajajaran, juga turut dibersihkan.
"Ritual pencucian ini dilakukan tepat sebelum adzan Dzuhur, sebagai batas waktu pelaksanaan wajib. Pusaka lain akan dicuci pada hari Selasa setelahnya," jelasnya.
Dijelaskannya, proses Nyangku diawali dengan arak-arakan pusaka dari Bumi Alit, kemudian dilakukan ziarah di tengah danau sebelum akhirnya dibawa ke Lapang Borosngora untuk dijamas, atau dicuci.
Tradisi ini tidak hanya berlangsung pada hari puncak, tetapi sudah dimulai sejak tiga bulan sebelumnya dengan pengumpulan air tirta Kahuripan dari 52 mata air karomah. Di antaranya, 11 mata air berasal dari Gunung Salak, yang dipercaya memiliki kekuatan spiritual.
Kang Awuh juga menegaskan, makna utama Nyangku adalah sebagai bentuk rasa syukur kepada leluhur, khususnya Prabu Boros Ngora, yang telah berjasa dalam menyebarkan ajaran Islam.
"Dengan merawat dan menghormati peninggalan-peninggalannya, kita berterima kasih kepada leluhur yang telah memberikan warisan tak ternilai," pungkasnya.
Layanan samsat keliling kembali hadir memberikan kemudahan bagi warga, khususnya yang berdomisili jauh dari pusat pelayanan utama.
Berikut adalah informasi cuaca terkini untuk wilayah Kota Tasikmalaya dan sekitarnya.
Berikut adalah informasi cuaca terkini untuk wilayah Kabupaten Tasikmalaya dan sekitarnya.