TASIKMALAYA, NewsTasikmalaya.com – Di tengah berlangsungnya Pemungutan Suara Ulang (PSU) di Kabupaten Tasikmalaya, Sabtu (19/4/2025), suasana mendadak berubah dramatis. Langit mendung, lalu turun hujan deras yang disertai petir.
Fenomena ini terjadi tak lama setelah proses pencoblosan ditutup pada pukul 15.00 WIB. Hujan bahkan terus mengguyur hingga malam, saat rekapitulasi suara hampir rampung sepenuhnya.
Bagi sebagian masyarakat, khususnya yang masih memegang tradisi dan kepercayaan lama, peristiwa cuaca seperti ini bukan hal biasa. Hujan deras, apalagi disertai petir, sering kali diyakini membawa pesan tersirat.
“Kalau menurut orang-orang tua dulu, hujan dan petir di hari-hari penting seperti ini bisa jadi pertanda,” ungkap Dian Kartana Wira Arja Kusuma (42), warga Kecamatan Singaparna, kepada NewsTasikmalaya.com, Minggu (20/4/2025).
Ia menjelaskan bahwa dalam budaya Sunda, hujan yang datang bersamaan dengan peristiwa besar seperti pemilu, bisa dimaknai sebagai pertanda besar. Ada yang menafsirkan sebagai berkah, tetapi tak sedikit pula yang menganggapnya sebagai isyarat adanya sesuatu yang perlu diwaspadai.
“Itu mah kata orang buhun, hujan dan petir bisa jadi sinyal. Bisa ke arah baik, bisa juga sebaliknya. Tergantung bagaimana kita menyikapinya,” tambah Dian.
Meski demikian, dirinya lebih memilih untuk mengambil sisi positif. Ia berharap bahwa hujan yang mengguyur pada hari PSU kemarin bukan pertanda buruk, melainkan awal dari perubahan yang baik bagi Kabupaten Tasikmalaya.
“Mudah-mudahan ini jadi lambang berkah. Siapa pun yang nanti jadi bupati dan wakil bupati, semoga membawa kemajuan dan kesejahteraan bagi kami warga,” tutupnya.