CIAMIS, NewsTasikmalaya.com - Merebaknya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak menjadi perhatian masyarakat Kabupaten Ciamis. Satu kasus PMK dilaporkan menyerang seekor sapi di Kecamatan Cijeungjing, yang memicu kekhawatiran masyarakat, termasuk seruan untuk menghindari konsumsi daging sapi.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Ciamis melalui Kabid Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner (Keswan Kesmavet), Asri Kurni, memastikan bahwa daging sapi dari hewan yang terinfeksi PMK tetap aman dikonsumsi jika diolah dengan benar.
“Virus PMK tidak menular ke manusia. Daging harus dicuci bersih dan dimasak hingga matang sempurna pada suhu minimal 70°C selama 30 menit. Proses ini efektif membunuh virus,” kata Asri.
Ia juga menyarankan agar daging dari ternak terinfeksi dibekukan beberapa hari sebelum diolah. Namun, bagian tubuh dengan lesi seperti lepuhan di mulut, lidah, kaki, serta organ dalam seperti hati, paru-paru, dan jantung harus dibuang.
Asri melaporkan bahwa sapi yang terinfeksi PMK di Cijeungjing kini menunjukkan tanda-tanda pemulihan.
“Sapi tersebut sudah dalam tahap penyembuhan hingga 80%. Kami optimis kondisinya akan sepenuhnya pulih dalam beberapa hari ke depan,” ujarnya.
Dinas Peternakan dan Perikanan Ciamis terus memperkuat langkah pencegahan terhadap Penyakit Hewan Menular Strategis (PHMS). Hingga akhir 2024, Disnakan telah melakukan desinfeksi di 27 kecamatan menggunakan 140 liter desinfektan.
Selain itu, pengawasan lalu lintas hewan diperketat, dan biosekuriti di Balai Perbibitan serta Rumah Potong Hewan (RPH) ditingkatkan. Program vaksinasi PMK juga terus dilakukan dengan pendekatan berbasis risiko untuk mencegah penyebaran penyakit.
Sebagai inovasi, Disnakan meluncurkan aplikasi **Sistem Pelayanan Terpadu Veteriner (Sipartner)** untuk mempermudah pelaporan dan penanganan kasus PMK.
“Peternak yang melihat gejala PMK dapat melapor melalui aplikasi ini. Tim kami siaga 24 jam di seluruh kantor UPTD untuk memberikan pengobatan dan bantuan desinfektan secara gratis,” jelas Asri.
Dinas Peternakan menegaskan bahwa langkah-langkah komprehensif ini bertujuan meminimalkan dampak PMK sekaligus menjaga kepercayaan masyarakat terhadap produk daging sapi lokal.
Masyarakat diimbau tetap tenang dan memastikan pengolahan daging dilakukan dengan benar untuk menjaga keamanan konsumsi.