Ikuti Kami :

Disarankan:

Yaumiddini Tutup Riak Ramadan 2025 dengan Pesan Persatuan Lintas Budaya

Sabtu, 29 Maret 2025 | 22:31 WIB
Yaumiddini Tutup Riak Ramadan 2025 dengan Pesan Persatuan Lintas Budaya
Yaumiddini Tutup Riak Ramadan 2025 dengan Pesan Persatuan Lintas Budaya. Foto: NewsTasikmalaya.com/Febrian L.

Ratusan penonton memadati Alun-Alun Ciamis pada Sabtu (29/3/2025) sore untuk menyaksikan pertunjukan budaya Yaumiddini. Acara ini menjadi puncak dari rangkaian Riak Ramadan 2025 yang telah berlangsung sejak 23 Maret lalu.

CIAMIS, NewsTasikmalaya.com - Ratusan penonton memadati Alun-Alun Ciamis pada Sabtu (29/3/2025) sore untuk menyaksikan pertunjukan budaya Yaumiddini. Acara ini menjadi puncak dari rangkaian Riak Ramadan 2025 yang telah berlangsung sejak 23 Maret lalu.  

Yaumiddini menghadirkan kolaborasi lintas iman dan generasi, menampilkan berbagai kelompok seni seperti Gamelan Ki Pamanah Rasa (komunitas pemuda Muslim), Angklung Silih Asih dari Gereja Katolik Santo Yohanes (umat Katolik Tionghoa), serta Sakola Motekar (anak-anak Muslim).

Sejumlah seniman ternama, termasuk Noer JM, Didon Nurdani, Jessica Purboyo, Andi Slide, dan Dalang Rian Nugraha, turut berpartisipasi.  

Pertunjukan ini menyajikan beragam bentuk seni, mulai dari musik, puisi, satire sosial, hingga wayang. Dengan mengangkat puisi-puisi karya Emha Ainun Nadjib sebagai benang merah, Yaumiddini menyampaikan pesan cinta dan kritik sosial terhadap kondisi bangsa.  

"Meski perjalanan bangsa ini penuh luka dan ketidaksempurnaan, kecintaan kami tak pernah padam. Kami menyampaikannya melalui seni," ujar Mang Ebel, penulis naskah Yaumiddini.

Salah satu segmen yang menarik perhatian adalah orasi takjil berjudul "Kolak Koruptor" dan "Es Campur Pemuda Negeri", di mana para seniman menyentil berbagai fenomena sosial dan politik dengan gaya humoris.  

Panitia penyelenggara, Ega Anggara Al Kautsar, yang juga Sekretaris Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, dan Olahraga (Disbudpora) Ciamis, mengapresiasi antusiasme masyarakat.  

"Tradisi ini telah berlangsung sejak 1996 dan tetap bertahan hingga kini. Ke depan, kami akan menata kembali event ini agar lebih dikenal, baik di tingkat regional maupun internasional," ujarnya.  

Pertunjukan ditutup menjelang berbuka puasa dengan puisi Yaumiddini yang penuh doa dan harapan, serta lagu Al I’tiraf dalam format kolaboratif. Para pemain naik ke panggung, menutup acara dengan semangat persaudaraan.  

Yaumiddini membuktikan bahwa seni mampu menyatukan perbedaan dan menjaga harapan bagi Indonesia yang lebih harmonis.

Editor
Link Disalin