TASIKMALAYA, NewsTasikmalaya.com - Menjelang 100 hari kerja pasangan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tasikmalaya, Viman-Diky, kritik tajam terus mengalir dari berbagai elemen masyarakat. Salah satu kritik keras disampaikan oleh aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Jawa Barat, Dion Pahruroji.
Dion menilai, kinerja Viman-Diky belum mencerminkan gebrakan nyata sebagaimana yang dijanjikan saat masa kampanye Pilkada 2024 lalu. Ia menyebut, tagline "Harapan Baru, Tasik Maju" masih sebatas slogan tanpa realisasi yang konkret.
"Kepemimpinan Viman-Diky belum memberikan solusi nyata bagi masyarakat. Padahal, dari tujuh program yang dituangkan dalam RPJMD 2025-2029, ada empat yang dijanjikan akan direalisasikan dalam 100 hari pertama," ujar Dion, dalam keterangan tertulisnya, Jumat (2/5/2025) pagi.
Empat program tersebut antara lain Tasik Gemas, Tasik Pintar, One Kelurahan One Hafiz, dan Tasik Pelak. Namun, menurut Dion, pernyataan-pernyataan yang dikeluarkan Wali Kota justru terkesan seperti keluhan pribadi yang tidak mencerminkan kepemimpinan yang solutif.
"Pernyataan wali kota seolah seperti curhat di warung kopi. Retret yang diikuti seharusnya menjadi bekal untuk memimpin, bukan tempat pelampiasan," kritik Dion.
Ia juga menyoroti masalah penempatan pegawai yang tidak sesuai dengan tupoksi (tugas pokok dan fungsi), serta lambannya proses pengisian jabatan yang kosong di lingkungan Pemerintah Kota Tasikmalaya.
"Ada pegawai yang diangkat, tapi tugasnya tidak sesuai jabatan. Ini membingungkan dan menambah kekacauan birokrasi. Padahal, ada pejabat Kemendagri yang pernah menjadi Pj Wali Kota, seharusnya lebih memahami kondisi di sini," ungkapnya.
Dion pun menyinggung soal lemahnya komunikasi antara wali kota dengan DPRD sebagai mitra kerja. Ia menilai Viman lebih sering berdiskusi dengan pihak luar daerah dibanding menggandeng putra daerah.
"Minimnya komunikasi dengan legislatif sangat disayangkan. Kritik keras dari DPRD membuktikan hubungan ini tidak harmonis. Jika dibiarkan, bisa muncul 'raja-raja kecil' yang merusak tata kelola pemerintahan," tegasnya.
Lebih lanjut, Dion menilai Viman cenderung lebih fokus pada hobi pribadi ketimbang menyerap aspirasi masyarakat.
"Daripada sibuk dengan hobinya, lebih baik wali kota fokus menyelesaikan persoalan kota. Janji harus segera ditepati. Tasik Baru, Harapan Baru, jangan sampai jadi harapan palsu," pungkasnya.