Ikuti Kami :

Disarankan:

Jaja Sukmana Terpilih sebagai PPL Teladan Nasional Berkat Inovasi Pupuk "Muharam"

Rabu, 21 Agustus 2024 | 11:29 WIB
Jaja Sukmana Terpilih sebagai PPL Teladan Nasional Berkat Inovasi Pupuk "Muharam"
Jaja Sukmana Terpilih sebagai PPL Teladan Nasional Berkat Inovasi Pupuk "Muharam". Foto: NewsTasikmalaya.com/ Istimewa

Dalam perayaan HUT ke-79 Kemerdekaan RI di Lapangan Kementerian Pertanian, Jakarta, pada Sabtu, 17 Agustus 2024, Jaja Sukmana dari Dusun Cibayawak, Desa Sidamulih, Pamarican, Ciamis, diumumkan sebagai PPL Teladan Nasional Juara 1 dalam Lomba Inovasi PPL ASN.

CIAMIS, NewsTasikmalaya.com - Dalam perayaan HUT ke-79 Kemerdekaan RI di Lapangan Kementerian Pertanian, Jakarta, pada Sabtu, 17 Agustus 2024, Jaja Sukmana dari Dusun Cibayawak, Desa Sidamulih, Pamarican, Ciamis, diumumkan sebagai PPL Teladan Nasional Juara 1 dalam Lomba Inovasi PPL ASN.

Jaja Sukmana, yang telah berprofesi sebagai penyuluh pertanian lapangan (PPL) sejak 2008, memulai kariernya di Banjaranyar sebelum pindah ke Pamarican pada 2021 sebagai ASN P3K di BPP Pamarican. Selain sebagai PPL, ia juga seorang petani dengan sawah seluas 200 bata di kampung halamannya.

Menghadapi keluhan petani terkait penurunan hasil panen meskipun menggunakan pupuk kimia, Jaja merasa terdorong untuk mencari solusi.

"Saya ingin meningkatkan kesuburan tanah dan hasil panen yang lebih baik," katanya.

Dengan latar belakang akademis di bidang ilmu tanah, ia mengembangkan pupuk alami dari ekstrak kompos yang dikenal sebagai "Muharam" (Mutiara Hitam Suburkan Alam).

Muharam, yang diproduksi melalui fermentasi kompos selama 21 hari, kini digunakan oleh petani di Gapoktan Mekarharapan di Desa Sidamulih. Jaja menjelaskan, ekstrak kompos yang dibuat mudah dan murah untuk diaplikasikan. Biaya produksinya hanya sekitar Rp 100.000 untuk 10 kg pupuk, jauh lebih murah dibandingkan dengan pupuk kimia anorganik atau organik.

"Penggunaan Muharam terbukti meningkatkan hasil panen rata-rata menjadi 6-9 ton per hektar, lebih tinggi dibandingkan dengan 5,5 ton per hektar menggunakan pupuk kimia. Penggunaan pupuk ekstrak kompos ini jauh lebih efisien dan hemat biaya," ujarnya.

Selain untuk tanaman padi, Jaja juga memanfaatkan Muharam dalam budidaya udang galah di kolamnya. Meski pupuk ini belum diproduksi secara komersial, Jaja aktif berbagi pengetahuan tentang cara pembuatan pupuk ekstrak kompos kepada petani lain di kelompoknya.

"Pupuk ini belum dijual secara komersial, tetapi saya terus berbagi ilmu dengan petani lain di kelompok saya," ucapnya.

Atas inovasinya dalam mengembangkan pupuk ekstrak kompos Muharam, Jaja Sukmana menerima penghargaan dari Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono.

"Saya bersyukur atas penghargaan ini dan berharap inovasi ini dapat terus membantu petani meningkatkan hasil panen dan kesuburan tanah," katanya.

Editor
Link Disalin